[Kehilangan]
•••
“Tawan.” Panggilan dari lelaki berkulit putih dengan mata sipit itu membuat sang empunya nama menoleh kebelakang, menatap teman sejawatnya dengan tatapan datar. Tak berniat membuka suara barang sedikit saja.
“Ayo pulang.” Off berujar.
“Gue mau nunggu New keluar.”
Helaan napas terdengar, Off memang tak tau jelas apa yang terjadi antara mereka berdua, namun sedikit banyak ia paham, karena Tay terlihat begitu berantakan, guratan lelah tercetak begitu jelas di wajahnya.
“Besok kesini lagi, gue temenin lo buat nyamperin Newwiee. Gausah bego ini udah larut, lo mau sakit?”
“Tapi New gak bakal ninggalin gue kan?”
Pertanyaan itu tak bisa di jawab oleh temannya, helaan napas dari pemuda berkulit tan itu terdengar bersamaan dengan kedua telapak tangan yang mengusap wajah dengan gerakan kasar.
“Lo gak bisa jawab kan?” Tay ambil suara, lagi.
“Pulang dulu, ke kost-an gue dah. Lo mau Ibunya New tau lo berdua lagi ada masalah? Ayo pulang anjing.”
•••
Off mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mendengar cerita yang keluar dari mulut Tay tawan, “Jadi lo maunya gimana sekarang?”
Yang di tanya bungkam.
“Newwiee bakalan sama gue terus kan Off?”
Lagi-lagi, pertanyaan berisikan harapan itu terucap, terdengar di telinga pria bermata sipit yang tengah duduk di depan Tay tawan.
“Kehilangan Newwiee lebih mengerikan dari kematian gue sendiri.”
•••
-Joya-