[Air terjun]
•••
Iris kelabu berkilau itu masih mengamati jalanan Jakarta yang sepertinya tak mengenal kata lengang, lagu milik Endah N Rhesa berjudul When you love someone mengalun dengan indahnya mengisi kesunyian yang terjadi di antar dirinya dan Tay tawan. Sesekali bibir si manis bergerak mengikuti lirik lagu yang terdengar.
When you love someone. Just be brave to say that you want him to be with you.
New melirik ke kiri, lantas saja ujung mata keduanya bertemu, semu merah itu perlahan tercipta menghiasi pipi gembulnya, sedangkan yang di sebelah sedang menetralkan debaran jantungnya yang berdetak tak wajar, hanya karena sebuah lagu. Pun dengan cuaca mendung yang semakin membuat atmosfer di antara mereka semakin terasa asing.
“Kamu tau gak kalau tadi aku di kasih bubur dua porsi sama Off.” yang lebih tua mulai membuka suara.
“Kamu habiskan?” New bertanya, dan langsung mendapat anggukan dua kali dari temannya.
“Iya dong, kan kamu yang bilang kalau kita tuh gak boleh buang-buang makanan, karena masih banyak di luaran sana orang yang kelaparan.”
“Kekenyangan kan? Pantes aja tadi aku minta singgah kerumah makan aku gak mau makan.”
Tay tersenyum tipis mendengarnya, perlahan tangan kirinya terulur untuk menggenggam tangan kanan milik yang lebih muda, “Jangan nolak ya cantik, aku cuma kepengen genggam tangan kamu aja.”
New terdiam, tak tahu harus berbuat apa atas perlakuan Tay tawan, jantungnya kembali berdebar, lebih menggila dari yang tadi, di perparah dengan dengan lagu milik Situasi berjudul Kau ku sebut pulang mulai terdengar.
•••
Sekitar satu jam melakukan perjalanan, akhirnya mini cooper yang di kendarai oleh Tay berhenti tepat di parkiran yang telah di sediakan, lengkungan sempurna terukir begitu indah di wajah New, dia tersenyum begitu manis.
“Kamu ngajakin aku ke air terjun.” New berujar.
“Suka?”
Anggukan begitu semangat terlihat, pemuda berumur dua puluh empat tahun itu lantas menjawab, “Kamu tuh kayaknya selalu ingat apa yang aku bilang ya?”
“Emang kamu bilang apa?” Tay bertanya, bermaksud menggoda.
“Aku bilang aku pengen mandi air terjun, dan ini kamu kabulin.”
“Kalau aku bisa apapun yang kamu minta bakal aku iya-kan.”
Apa kamu masih ingat tentang Fulan fehan yang pernah kita bahas, Tawan?
•••
Rintik-rintik hujan perlahan turun membasahi bumi dan seluruh isinya, namun tampaknya kedua anak adam itu masih begitu asik dengan kegiatan yang mereka lakukan, begitu enggan untuk beranjak dari air yang membasahi tubuh keduanya.
Tawa bahagia New terdengar tak kala kepala yang lebih tua muncul di balik air, “Kamu menang deh kalau tahan napas begini.” si manis berujar.
“Cantik, naik yuk?” ajakan Tay langsung di tolak mentah-mentah, gelegan kepala beserta mengerucutnya bibir merah muda itu langsung terlihat.
“Ih gak mau, bentar lagi deh.”
“Nanti hujannya makin deres, bibir kamu juga udah pucat.”
New tetap pada pendiriannya, menyapu seluruh pandangannya pada keadaan sekitar, masih banyak orang-orang yang main dan mandi di bawah air terjun ini, seakan-akan tak menyadari jika hujan perlahan mulai deras.
“Naik yuk, nanti aku ajakin makan mie rebus paling enak yang ada disini.”
•••
Entah bagaimana cara semesta bekerja, Tay juga tak paham mengapa ia bisa menyimpan rasa pada teman dekatnya sedari sekolah menengah atas ini, karena semakin hari yang ada dia makin mencintai orang yang berada di depannya.
Mulut si manis menggembung, bergerak, dan tersenyum tak kala netra keduanya bertumbrukan, ia mengunyah makanan yang berada di dalam mulutnya dengan begitu santai, tangan pria berkulit tan itu perlahan terulur untuk menyerka sebulir air yang jatuh dari poni basahnya.
“Makan yang banyak, kalo mau lagi bilang sama aku.”
“Pergi sama kamu aku jadi makan mulu hehehe.”
“Seneng gak?”
New mengangguk, menenggak segelas teh hangan hingga tersisa setengah. “Kamu paling tau ya cara bikin aku bahagia.”
“Tapi aku gak tau cara agar kamu bisa jatuh cinta sama aku.”
•••
-Joya-