[Alibi]
•••
Mentari sudah menunjukkan diri, mata cowok berkulit tan yang tengah tertidur pulas di atas ranjangnya itu pun perlahan mengerjap tak kala gorden jendela terbuka lebar.
“Bangun Tay, sekolah.” ucapan dari wanita paruh baya itu tedengar di telinga Tawan.
“Lima menit lagi Ma.” jawab sang anak kembali menutup matanya.
Tawan benar-benar masih mengantuk, dia baru bisa tidur di jam empat subuh, dan bayangkan saja sekarang jam enam sudah di suruh bangun.
“Tay tawan.”
“Ma, Tay gak sekolah ya hari ini.”
Wanita bernama Wira itu lantas berkacak pinggang di samping ranjang anaknya, “Gak ada Tay tawan vihokratana, mandi atau uang bulanan Mama potong delapan puluh lima persen.”
•••
Sepasang sepatu putih itu melangkah dengan santai di koridor sekolahnya yang masih terbilang sepi.
Thitipoom memang selalu datang lebih awal, dia tak suka berdesakan, tak suka keramaian, dan pula tak suka menjadi bahan pembicaraan.
Begitu kakinya menyentuk ambang pintu, iris kelabu itu menangkap satu-satunya murid yang berada di kelas, Gun di sana.
“Tumben cepet banget datangnya.” New bersuara, duduk di samping Gun.
Cowok bernama lengkap Gun athaphan yang biasa di juliki 'boneka cantik' itu menoleh kearah New “Heem, mobil gue di pake Sing, disini dia lima hari.” jawab Gun.
“Sepupu lo yang itu kalo ke sini emang harus make mobil lo ya hahaha.”
“Tau anjing ribet bener.” setelah menyelesaikan katanya, netra cowok pendek itu menangkap sesuatu yang janggal di wajah temannya.
“Lo habis nangis semalaman?”
Thitipoom diam, tebakan Gun begitu tepat sasaran.
“Iya habis baca novel.” alibi Thitipoom.
Senyum tipis terukir dari wajah Gun, lalu memutar sedikit tubuhnya agar menatap temannya itu “New, gue tau kok lo lagi ada masalah, gue tau novel cuma alasan lo.”
“Gue gak maksa lo buat cerita, tapi kalau ada apa-apa, kalau butuh teman bicara, bilang sama gue ya.”
•••
Usapan handuk pada rambut basahnya semakin memelan tak kala bunyi telepon terdengar, Tawan dengan santai menggeser tombol hijau setelah melihat barisan nama yang tertera di layar datar tersebut.
“Tay, aku nebeng boleh gak?”
“Tapi gue berangkat lima menit sebelum masuk.” Tawan menjawab.
“Iya gue ngikut aja gimana.”
“Oke Mild.”