[Bincang]

•••

Newwiee menggerutu dalam hati, ia menatap punggung seseorang yang tengah fokus mengendarai motornya.

“Newwiee” panggilan itu membuat perhatian New teralih, ia mendekatkan wajahnya kebahu Tay lalu menyahut.

“Udah sarapan belum?”

“Belum sih, Bunda gak sempet masak” jawab New jujur.

Tay mengangguk, setelah percakapan singkat itu, keduanya sama-sama diam, bungkam seribu bahasa.

Tak ingin berlarut-larut memaki Gun, cowok berkulit putih dengan poni tertutup helm itu pun mulai menikmati keadaannya, ia tersenyum tipis tak kala angin menerpa wajahnya tanpa permisi.

Tanpa sadar, seseorang ikut tersenyum bahagia melihat ciptaan Tuhan begitu indahnya, orang itu, berada di boncengannya saat ini.

•••

“Ini bubur mang Jaja, sedap betul apalagi di tambah kerupuk yang banyak”

New mengangguk dengan kekehan yang terdengar di telinga Tay. Ia mengaduk bubur yang berada di depannya dengan santai, kegiatannya itu sontak membuat Tay terdiam lalu berucap “Kok diaduk?”

“Kenapa?”

“Kita beda sekte ternyata”

New tertawa, Tay tawan ada-ada saja memang.

“Makan yang banyak, pipi kamu pasti tambah lucu kalo gembul” ujar Tay.

“Diem”

“Diem-diem mulu, kayak lagi mengeheningkan cipta aja”

“Kamu tuh gam bisa diem emang ya? Ngoceh terus-terusan”

“Biar gak canggung Newwiee” jawab Tay dengan memanjangkan akhiran kata Newwieeeeeee lalu ia terkekeh pelan sambil menyuapkan sesendok bubur tak di aduk kedalam mulutnya.

“Makin enak aja buburnya” ujar Tay.

New yang tadinya asik sendiri dengan makanannya pun menoleh kedepan, menatap Tay dengan kedua alis yang terangkat, Tuhan ini makhluk terlucu dimuka bumi, batin Tay tawan.

“Karena gak di aduk?”

Tay menggeleng, senyumnya khasnya kembali muncul “Karena sarapan kali ini di temenin sama Newwiee”

“Kerdus” celetuk New.

Tay kembali terkekeh pelan “Pengen banget aku usap-usap poninya, tapi nanti kamu risih”

“Iya, diem ya Tay tawan vihokratana”

“Wah tau nama lengkap ku, kamu stalker ya?”

“Terserah kamu aja lah, itu name tag buat apa kalau gak di baca?”

“Ah kamu Newwiee, mematahkan kebahagiaan aku”

“Ngarep”

•••

-Joya-