[Bucin]

•••

Usai makan malam bersama, kedua manusia yang tengah di mabuk asmara itu kini tengah berada di balkon kamar milik Newwiee.

Pria berkulit tan itu dengan santainya melingkarkan kedua tangannya di tubuh sang kekasih, meletakkan dagunya di bahu kanan Newwiee-nya.

Perlahan kelopak mata itu menyembunyikan iris hitam pekat sang empu, terpaan angin malam membuat ia tersenyum tanpa sadar, “Off bener sih New, kayak mimpi bisa pacaran sama temen sendiri.”

Yang lebih muda hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis, perlahan ia memutar tubuhnya agar lebih leluasa menatap ciptaan Tuhan yang satu ini, Tay tawan.

“Aku baru sadar deh kalo kamu itu ganteng.” New berujar.

“Tay, kok merah telinganya?”

Yang lebih tua diam, menarik New kedalam sebuah pelukan, sebenarnya ucapan yang New lontarkan itu sudah sering sekali di dengar Tay, namun kenapa ia bisa tersipu malu-malu ketika pemuda beriris kelabu itu yang mengatakannya?

“Kamu jangan begitu, gak baik buat jantung aku. Belum terbiasa Newwiee.”

New tersenyum, membalas pelukan kekasih dua harinya itu, membiarkan Tay yang terus mengecup pucuk kepalanya, ia malah dengan santainya menyandarkan kepalanya di dada bidang Tay.

“Newwiee.”

“Hmm?”

“Bayar hutang dulu sama aku?”

Di dalam pelukan, kerutan di bagian kening si manis tercipta, “Hutang apa?”

“Ah pura-pura lupa. Males nih aku.”

New melepas pelukannya, berdiri tepat di depan Tay tawan, menatap manik hitam pekat itu dalam-dalam, lalu seulas senyum begitu memakat ia tampilkan, “Hutang apa sayang?”

“Gak usah di bayar lagi, udah lunas hutangnya. Newwiee kamu kalau begini terus aku pulang aja deh, Mama aku gak kuat.”

•••

-Joya-