[Cemburu]
•••
Lagu milik Rasukma berjudul Inti bumi mengalun dengan indah, biasanya mereka berdua akan bersenandung bersama, namun kali ini beda, Tay yang biasanya tak bisa diem benar-benar bungkam, pandangannya lurus kedepan tak jua ingin melirik pemuda dengan poni lucu menutupi dahi yang berada di sampingnya.
Helaan napas dari si manis terdengar, iris kelabunya menyapu keseluruh pandangan yang bisa ia jangkau, “Pulang ajalah Tay, macet juga.” New berucap, memecah kesunyian yang terjadi sedari tadi.
“Tadi kamu ngajak pergi.”
“Kalau diam-diam begini mending aku dirumah aja.” New membalas, ia kesal.
Pemuda berkulit tan itu membelokkan mobil yang ia kendarai ke jalanan sepi-perlahan menepikan mobilnya dan berhenti.
“Jadi mau pulang?”
“Ya.”
“Pulang nih?”
“Heem.”
“Kamu gak mau ya jalan sama aku?”
Iris kelabu yang sedari tadi menatap manusia berkulit tan itu pun mengerut kan dahinya, heran saja mengapa Tay hari ini begitu sensitif sekali.
“Kan aku yang ngajak, kamu tuh kenapa sih, cemburu gak jelas, sama Suho pula.”
“Aku pikir kamu tuh bercanda ya kayak biasanya Tay, tapi kenapa di bawa serius kali ini? Konyol.”
Cowok dengan kaos hitam itu masih bungkam, mulai memutar sedikit posisinya agar menatap sang kekasih, iris hitam pekatnya mulai menelisik wajah manis yang tampak dengan lampu temaram dari mobil.
“Emang cemburu harus punya alasan? Nyatanya juga kamu lebih sayang dia kan ketimbang aku.”
“Astaga Tay tawan.” helaan napas cukup panjang terdengar dari pemuda berkulit putih itu, “Kamu tau gak sih? Sadar gak kalau orang yang kamu cemburuin itu gak akan pernah bisa jadi milik aku, Tawan please dong jangan konyol begini.”
“Tetep aja cemburu.” Yang lebih tua menjawab.
“Yaudah iya, terserah. Jalanin mobilnya aku mau pulang.”
“Newwiee.”
“Apalagi?”
“Beneran gak sayang sama aku?”
Si manis menggaruk kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tak terasa gatal sama sekali, “Kamu mau aku jawab apa? Percuma juga aku ngomong kalau kamu gak percaya.”
“Yang jujur.”
“Sayang sekali, kamu itu pacar-nya aku Tay.”
“Yang bohong.”
“Benci banget aku sama kamu jelek.”
“Tapi kenapa yang bohong kedengarannya jujur?”
“Terserah kamu lah, capek banget aku.”
Kekehan dari yang lebih tua perlahan terdengar, membuat air muka si manis menjadi heran, pacarnya gila beneran kah?
“Heh, kesurupan ya?” New bertanya sembari memegang lengan kekar kekasihnya.
“Sini mbul, aku peluk.”
“Mbul apaan? Cabul? Perasaan aku yang cabul itu kamu deh.”
“Gembul, aduh kamu kuno banget.”
Tay menarik New untuk masuk kedalam pelukannya, lalu kekehan ringan yang berasal dari cowok berkulit tan itu terdengar lagi.
“Lucu banget ngeliat kamu ngomel-ngomel.”
“Lo bercanda ya jelek?”
“Hahaha, maaf cantik.”
“Gak lucu, mau pulang. Sekarang!”
•••
Mobil milik Tay akhirnya berhenti depat di depan pagar rumah Newwiee, yang lebih muda lantas berniat langsung keluar namun cekalan tangan dari kekasihnya membuat ia kembali pada posisi awal.
“Beb, duh kok jadi lo ngambek sih.”
“Lo mikir lah anjir, kesel banget gue.”
“Ih iya aku tuh bercanda, yakali aku cemburu beneran sama Suhi. Bercanda aku sayang.”
Lipatan di bagian dahi si manis terlihat sembari mencibir Tay tawan, “Sayang-sayang biasanya minta cium kan lo?!”
“Hehe.”
“Gak ada, udah lepasin tangan gue mau pulang.”
“Gak mau Newwiee, kita ngobrol dulu disini.”
Gelengan kepala langsung di layangkan oleh yang lebih muda, wajah yang ia buat menjadi galak malah terlihat begitu lucu di mata kekasihnya.
“Males ngobrol mulu, makan kagak. Laper gue.”
“Yaudah ayo kita beli ja-”
“MALES.”
“Beb aku sayang banget sama kamu.” Tay berucap.
“Gak nyambung, tapi gue juga sayang.”
“Kita masak aja yuk, masak mie juga boleh dah hahaha. Terus nonton film, mau New?”
“Mau.”
Senyum keduanya terukir, ketidak jelasan mereka memang suka bikin kepala geleng-geleng tak habis pikir. Dasar remaja alay.
“Sini deketan gue kasih hadiah karena pacar virtual lo ulang tahun.” Tay berujar.
New menaikkan sebelah alisnya, namun tetap menurut, perlahan bibir mereka hampir menemukan pasangannya masing-masing, pun dengan debaran yang menggila, New menutup kedua matanya, menyembunyikan iris kelabu miliknya, di saat bibir mereka ingin memagut mesra, ketukan di jendela kaca mobil terdengar, lantas saja kedua anak adam itu saling berjauhan, menatap seseorang yang berada di luar.
“ISTIPAR LO BERDUA.” itu Off jumpol.
•••
-Joya-