[Datang]

•••

New yang tengah memilih pakaian yang akan di kenakannya pun tersentak tak kala suara mobil milik Tay tawan terdengar.

“Mampus gue pake yang mana, ini aja kali ya.”

Pilihan cowok manis itu jatuh pada kaos yang berada di tumpukan paling atas ranjangnya.

“Ini bertakan banget anjir, kalo Ibu masuk habis gue, ah bodoh lah Edward udah dateng.”

Dengan buru-buru ia berjalan keluar dari kamar, menuruni anak tangga rumahnya. Ternyata si pujaan hati sudah duduk manis di sofa ruang tamu bersama Ibunya.

“New, temenin dulu temennya. Ibu mau buatkan min-”

“Gausah Bu, New aja. Ibu istirahat aja gak apa-apa.”

Wanita paruh baya berparas ayu itu pun mengulas senyum tipis pada Tay, lalu beranjak dari tempatnya meninggalkan New dan Tay berdua.

“Kak, kedapur aja yuk.” ajakan New di setujui oleh Tay.

•••

“Kak, lo makannya emang dikit gitu ya? Atau malu karena ada gue?”

Tay yang tengah meneguk segelas air itu pun mempercepat tegukannya, lalu beralih menatap adik kelasnya yang banyak tanya ini.

“Lo siapa bikin gue malu?”

“Duh, kalo ngomong jangan sarkas gitu, kitati gue” balas New.

“Temen lo yang lain, mana?” Tay bertanya setelahnya.

New tersenyum kikuk “Udah dateng tadi sore”

“Lo sore sama gue kalau lupa”

New terkekeh pelan memdengar ucapan Tay, sialan malunya bukan main.

“Kak jangan pulag dulu ya”

“Mau ngapain?”

“Temenin gue ke gramedia bentaran aja, ya ya ya”

“Pergi aja send-”

“Dih gak boleh gitu sama gue, temenin ya???”

Tay menghela napas panjang, iris hitamnya menelisik wajah manis sang adik kelas.

“Oke”

Tay tawan kalah.

•••

-Joya-