[Di maafin]

•••

Pintu bercat cokelat tua itu terbuka, menampilkan sesosok pria berkulit tan yang menghilang beberapa hari dari Newwiee.

Untuk beberapa saat, pandangan keduanya bertemu, saling mengunci satu sama lain. Keduanya sama-sama berada di fase rindu yang menginginkan titik temu.

Air mata pria manis itu tumpah, tangisnya pecah tak kala yang lebih tua menarik kedalam sebuah pelukan hangat. Ia terisak dengan tubuh gemetarnya.

“Nuwi minta maaf”

Tay tawan masih diam, mengelus rambut kekasihnya dengan sayang, badan Newwiee panas. Ia melepas pelukan terlebih dahulu, mengamit kedua sisi wajah pria berkulit seputih susu itu lalu mengelusnya pelan.

“Kamu kurusan”

“Kamu masih marah sama aku?” tanya yang lebih muda.

“Enggak Nuwi”

“Kamu kemana aja?”

“Kamu sakit?” Tawan balik bertanya, meletakkan punggung tangannya di dahi Newwiee.

“Tay”

“Ayo kekamar, biar di kompres. Nanti aku minta tolong Jumpol buat beli obatnya”

Yang lebih muda menurut, Newwiee berjalan terlebih dahulu sedangkan Tay mengekorinya dari belakang. Mata kekasihnya begitu sembab, hidungnya memerah, dan pipinya tak segembul terakhir kali mereka bertemu.

Rasa bersalah timbuk di benak Tay, begitu jahatnya kah dia pada Newwiee-nya?

“Tiduran aja”

“Gak mau nanti kamu pergi”

“Tawan, Nuwi minta maaf sama kamu, jangan diemin aku kaya gini, Nuwi harus apa biar kamu gak marah lagi? Kamu udah pergi dan aku ditinggal sendiri”

“Maafin Nuwi”

Wajah pria manis itu bersembunyi di balik perut Tawan, kedua tangannya melingkar di pinggang yang lebih tua, Tay hanya diam sembari mengelus lagi rambut kekasihnya yang terngah duduk di pinggir ranjang.

Newwiee menengadah, menatap Tawan-nya yang masih membisu “Aku minta maaf” lirihnya.

“Udah ya, iya di maafin” jawab Tawan dengan nada begitu lembut.

“Kamu udah makan? Mau makan apa biar aku belikan?” sambung pria berkulit tan itu, nadanya masih terdengar sangat lembut.

“Aku udah makan tadi di bawain Gun bubur, aku cuma mau kamu”

“Jangan ngilang lagi ya, kost-an ku sepi gak ada kamu”

“Iya”

“Aku mau dicium kamu”

Tay terkekeh mendengar ucapan Newwiee “Kamu demam”

“Sekali aja, Tawan”

Dengan perlahan ia membungkukkan tubuhnya, menyatukan kedua bibir miliknya dan sang kekasih dengan mesra, lambat laut Tay dengan gerakan sangat lembut menidurkan Newwiee di ranjang milik pria manis itu, masih saling memangut namun kini sedikit menuntut.

Tay melepas pangutan yang terjadi, beralih mengecup kedua pipi, hidung, dagu, dan terakhir berlabuh di dahi cukup lama.

“Maafin aku ya udah ngilang”

“Aku yang salah karena gak bilang-bilang kamu”

“Kamu kurus banget aku gak suka” bisik Tawan.

“Gendutin aja kalau gitu Nuwi-nya” balas Newwiee dengan begitu polos.

Tay kembali terkekeh, lalu mengigit pipi kanan Newwiee dengan gemas hingga sang empunya memberontak tak terima.

“Kamu nih apaan si, aku pukul ya! Awas jangan nindih aku gini”

Tay tak mengindahkan permintaan yang lebih muda, ia malah dengan isengnya mengecup bibir Newwiee berulang kali.

“Tawan ud-”

Ucapannya tak selesai karena yang lebih tua mulai memangut bibir ranum milik kekasihnya dengan begitu mesra, tangan kanan Tawan perlahan mulai turun mengelus pinggang ramping Newwiee-nya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak menimpa Newwiee.

“Aku mau kamu, boleh?”

•••

-Joya-