[Giginya udah tumbuh belum?]
•••
Duduk berdua di kursi besi taman belakang sekolah adalah hal baru yang Tay coba, ia tak pernah sebelumnya. Namun New, sering mengunjungi tempat ini seorang diri.
Hanya untuk duduk santai atau makan bekal bikinan Bunda, begitu katanya.
“Makan yang banyak, biar cepet gede”
Itu suara Tay, hal yang dilakukannya sedari tadi hanyalah menyansikan sang kekasih yang tengah makan. Tay begitu banyak membawakan New jajanan, bahkan ada jus alpukat juga.
“Mau segede apalagi aku, Tay tawan?” ucap New dengan mulut mengembung akibat roti pisang-coklat yang berada di mulutnya.
“Gede banget lah pokoknya, harus gendut biar bisa aku unyel-unyel. Ya ampun pasti kamu gemesh banget”
New menggelengkan kepalanya, Tay tawan ajaib sekali memang tingkahnya.
“Minum dulu manis” Tay menyodorkan sebotol air mineral pada sang kekasih, dan New menerimanya dengan senang hati.
“Kamu gak mau?”
Tay menggeleng, senyum-senyum sendiri, lalu kedua tangannya beralih pada kedua sisi wajah New.
“Nyu maaf banget, maaf ya aku pegang pipinya” Tay berujar sembari mengelus dengan amat pelan pipi selembut kapas itu. Lalu beralih pada bibir New, ia menarik bibir yang lebih muda, menampilkan gigi rapi sang kekasih yang membuatnya terkekeh pelan.
“Udah tumbuh semua belum giginya?”
“Ini gigi susu ya Nyu?”
“Kamu udah bisa makan yang kasar ya? Gak perlu di halusin lagi”
“Besok aku beliin milna”
Tay terus berujar, sedangkan New hanya diam menikmati.
“Kamu pikir aku anak bayi?”
Tay mengangguk cepat dengan kekehan yang terdengar, ia terlalu ekspresif. New ikut terkekeh, keduanya sama-sama tak jelas untuk beberapa hal.
“You are my baby, you know?!”
New terkekeh lagi, ucapan Tay begitu menggelikan untuk di dengar, kedua tangan cowok berkulit tan itu pun kembali memegang sisi wajah New, lalu mencubit-cubitnya pelan.
“Nyu aku udah minta maaf lho ya, aku gak tahan banget buat gak cubit ini pipi gembul”
•••
-Joya-