[Hehe]

•••

Iris keduanya bertemu, yang lebih tua lantas menyengir kuda sembari memasukkan ponsel kedalam saku celananya.

“Hehe.”

“Hehe.” New meniru.

Pemuda berkulit sawo matang itu lantas beranjak dari motornya, melangkah mendekati si manis dan memaikan New helm.

Iris kelabu milik pemuda berkulit seputih susu itu mengamati seseorang yang berada beberapa centi meter darinya, menatap lamat-lamat wajah Tay tawan dalam jarak begitu dekat, tanpa sadar debaran jantungnya menggila. Ini maksudnya apa?

New tak mungkin menyukai teman sejawatnya, mereka itu teman, hanya sebatas itu dan tak akan pernah bisa lebih.

“Kamu wangi sekali.” Yang lebih tua ambil suara, sedangkan New hanya diam mematung, masih belum paham arti dari debaran jantungnya.

“Manis, hey, kok melamun?”

Yang di panggil manis pun tersentak, menatap yang lebih tua dengan alis terangkat satu, “Enggak melamun, cuma bengong aja.”

“Iya terserah Newwiee.”

“Sudah sarapan kah kamu?” Tay berujar lagi.

Gelengan dari yang lebih muda membuat hembusan napas Tay terdengar, namun dengan cepat New membuka suara terlebih dahulu dari pemuda berkulit tan yang berada di depannya itu.

“Aku ada janji sarapan sama Joss, jangan marahin Newwiee.”

“Duh gimana bisa marah kalau kamu udah bertingkah gemesh begini. Aku tuh cuma gak mau kamu skip-skip makan, nanti gak gembul, gak enak di peluk-peluk.”

“Tay.”

“Hmm?”

“Kita ini sebenarnya apa?”

•••

-Joya-