[Hukuman]

•••

New berjalan dengan lesu menuju lapangan luas Sma Petra, kejadian tak menyenangkan di perpustakaan beberapa jam yang lalu membuat dirinya kembali kesal bukan main.

Pasrah adalah satu kata yang ada di benak cowok manis itu sekarang, karena nyatanya mau bagaimana ia merayu pun Tay tawan tetap pada pendiriannya.

Setelah sambungan telepon tadi terputus, New masih tetap membujuk Tay, namun kakak kelasnya itu tak lagi menggubris, bahkan menganggap New ada pun sepertinya tidak.

Ia masuk kedalam barisan murid-murid yang gagal menyeleasaikan tugas untuk mencari tanda tangan anggota Osis maupun murid misterus.

“Murid misterius apaan anjing kesel gua” gumam New masih tak terima dengan perlakuan Tay tawan.

“Pstt, kamu kenapa di hukum? Gak ketemu sama murid misteriusnya atau anggota Osis-nya?” New menoleh ke kiri, tersenyum tipis pada gadis berambut coklat yang tengah menaruh perhatian padanya.

“Udah ketemu, tapi muridnya minta gue pukul”

“Emang kam-”

“Newwiee thitipoom, yang namanya Newwiee thitipoom boleh tunjuk tangan”

Sang pemilik nama lantas mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi tak kala suara sang ketua osis menginstrupsi.

“Saya kak”

“Keluar dari barisan, silahkan temui Tay tawan di ruang multimedia”

•••

-Joya-