[I'll be yours]

•••

“Kok bawa mobil?”

“Biar kamu gak kepanasan, gak kehujanan kalau hujan, kan judulnya one fine day with Tay tawan” balas Tau dengan senyum manis yang terukir di wajahnya.

New menggelengkan kepalanya dengan terkekeh pelan. Lalu masuk kedalam mini cooper berwarna merah itu.

“Bagus banget mobil kamu”

“Bukan, ini mobil rental” jawab Tay.

New mengangguk paham, lalu tersenyum manis “Lets go!”

“Bentar, aku perlu izin Bunda kamu?”

“Aku sudah bilang”

“Minta nomer Bunda kamu boleh?”

“Buat apa?”

“Jaga-jaga nama tau anaknya hilang aku culik”

•••

Tay tawan selalu punya banyak cara untuk membuat orang yang berada di dekatnya bahagia, Tay tawan juga punya senyum yang memikat siapa saja yang melihatnya. Tay tawan punya caranya sendiri, dan Newwiee akui caranya itu beda dari yang lain.

New heran, mengapa ia begitu mudahnya bisa akrab dengan cowok berkulit tan ini, mengapa dengan mudahnya ia bisa mengiyakan ajakan-ajakan Tay tawan tanpa bantahan.

“Newwiee”

Suara cowok itu terdengar dan lamunan New sepenuhnya buyar, ia menoleh ke samping tepat dimana Tay berdiri, menaikkan kedua alisnya “Kenapa?”

“Mau main yang mana?” tanya Tay.

New menyapu pandangannya kesekitar, mereka berada di dufan. New juga gak tau kenapa Tay mengajaknya kesini.

“Gak tau” balas New akhirnya.

“Mau naik halilintar?”

“Pemanasan dulu dong Tay”

“Okee, komedi putar”

•••

“Jangan fotoin aku mulu Tay tawan!”

Tay terkekeh ringan, masih setia dengan kamera yang berada di tangannya.

“Abisnya, indah sih”

“Kayak tukang foto keliling”

“Aku cubit pipinya, boleh gak?” tanya Tay.

New membelakkan matanya “Gak boleh!”

Helaan napas terdengar, cowok berkulit tan itu pun berkata “Bolehin dong sekali aja, aku udah gak tahan mau cubit. Kamu gemesh banget”

“Maaf ya Newwiee, maaf banget”

Tangan kanan Tay menyentuh pipi kanan cowok manis berponi lucu itu, lalu mencubitnya dengan sangat pelan, bahkan tak terasa sakit. Setelahnya Tay tersenyum bahagia.

“Ih makin gemesh, lagi boleh gak?”

“Udah ah aku mau naik ontang-anting”

•••

“TAY TAWAN SURUH ABANGNYA BERHENTI”

“AKU GAK KUAT”

“NEWWIEE KAMU GEMESH BANGET”

“TAY TAWAN BERISIK BANGET AKU MAU PULANG”

“SURUH BERHENTI INI TINGGI BANGET”

“NEWWIEE KAMU GEMESH”

“TAY TAWAN DIEM”

Tay tertawa, New yang tadinya paling semangat ingin menaiki wahana ontang-anting, namun setelahnya ia muntah.

•••

“Lagi gak?”

“Enggak”

Tay tertawa kecil, memberikan sebotol air mineral untuk New. Lalu duduk di kursi sebelah kosong sebelah New.

“Banyak juga wahana yang kita naikin ya. Mulai dari komedi putra”

“Komedi putar Tay tawan”

“Nah itu”

“Terus biang lala, halilintar, kora-kora, bom-bom car, tornado, apalagi ya aku lupa”

“Cari makan yuk Tay”

“Cubit dulu pipinya, boleh gak?”

•••

Tak terasa memang, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, matahari sudsh lama meninggalkan bumi tergantikan dengan bulan yang kali ini di tinggal sendiri. Tak ada bintang.

Keduanya memilih untuk makan di ayam penyet langganan New, kata cowok manis itu rasanya tak kalah dengan toppoki, iyakan saja.

“Kamu nih orang ke-tiga yang aku bawa kesini”

“Yah di tiga-in”

Tay dan New tertawa ringan bersama “Yang bertama dan kedua itu Gun plus Namtan”

“Kenapa gam Gun and Namtan?”

“Gak mau ah”

“Berarti kita Tay plus New?”

“TayNew”

•••

“Tay nelepon siap-”

“Assalamualaikum, selamat malam tante. Ini saya Tay tawan”

Tay tersenyum tipis melihat ekspresi kebingungan New yang tengah duduk di kursi kemudi.

“Mohon maaf banget Tan- eh iya Bunda, aku balikin New-nya telat”

“Oh gak papa, makasih Bunda”

New menghela napas pelan, menatap Tay dengan kedua mata menyipit “Bunda bilang apa?”

“Kata Bunda, kalau sama Tay tawan, Newwiee gak pulang juga gak papa”

New memutar bola mata malas, sedangkan Tay terkekeh pelan.

“Kamu sadar gak kamu tuh gemesh banget?”

“Mana ada”

“Tay hujannya tambah deras deh” ucap New.

Tay mengangguk membenarkan, mobilnya masih terhenti di pinggir jalan sepi. Keduanya beradu pandangan dengan lagu berjudul Yours – Chantyeol X Raiden mengalun indah.

Jantung New menggila di tempat, untuk pertama kali ia merasakan perasaan seperti ini, aneh sangat asing untuknya.

Tay memajukan wajahnya, dengan perlahan namun pasti, kedua bibir itu bertemu untuk beberapa waktu.

Kalau boleh jujur, Tay tawan mau pingsan sekarang.

•••

-Joya-