[Langit]

•••

Keadaan keduanya baik-baik saja, New tak mengatakan apa-apa tentang kejadian tadi siang, pun Tay yang tak membuka suara.

Keduanya sudah tiba dirumah, tepatnya sekarang sedang berada di dalam kamar Tay.

New masih asik duduk di sofa yang ia geser tepat di jendela kamar sang kekasih. Sementara Tay tengah ke dapur, katanya ingin mengambil makanan ringan buat New.

Pinti bercat abu itu terbuka, menampilkan Tay tawan yang tengah tersenyum padanya. Cowok berkulit tan itu berjalan mendekati New, duduk di samping kekasihnya.

Meletakkan beberapa bungkus camilan, namun si manis tak kunjung mengambilnya, aneh biasa New dengan cepat akan memakannya.

“Tay, aku mau ngomong”

“Itu kamu udah ngomong” Tay menjawab.

“Oh iya hehehe”

“Maksud ku, aku mau ngomong serius. Bisa?”

Tay mengangguk, mempersilahkan New untuk berucap.

“Sebelumnya aku minta maaf, mungkin ini bakalan terdengar aneh? Tapi aku mau jujur”

“Aku gak suka ngeliat kedekatan kamu sama Namtan”

Tay mengangguk, masih diam, menunggu New mengeluarkan semua unek-uneknya.

“Aku cemburu, Tay”

“Sudah?” pertanyaan itu membuat New mengangguk sebagai jawaban.

Tay tampak menghela napas pelan “Aku seneng kamu cemburu sebenarnya, seneng denger pengakuan kamu yang terakhir tadi”

“Aku ceritain dari awal agar kamu gak menerka-nerka ya”

“Aku udah mikir gimana cara ngomongnya sama kamu, cuma gak nemu waktu yang pas sebelumnya”

“Namtan itu mantan aku” Tay menatap iris kelabu itu, begitu redup, lalu ia kembali berucap “aku males ceritainnya ah kalo kamu mau nangis gitu”

“Enggak, aku gak nangis kok” balas New.

“Yang kamu harus tau, aku udah gak ada perasaan apa-apa. Karena aku udah punya kamu”

“Ceritanya mainstream banget sih, di saat aku udah jatuh banget sama Namtan, dia tiba-tiba pergi, hilang, kayak di telan bumi”

“Setengah mati aku ngelupain, sampai aku sadar kalo hati aku udah jatuh ke kamu, awal dia datang kesekolah kita, aku udah biasa aja, luka lama itu sudah benar-benar sembuh dengan sendirinya”

“Aku udah gak butuh alasan dia kenapa ninggalin aku, aku udah gak butuh penjelasan tentang aku dan dia di masa lalu. Aku nganggapnya ya dia temen kecilku, kayak Off”

“New, tadi siang aku pergi sama dia. Makan bareng”

“Aku tau kok, tapi aku pulang”

Tay membelalakkan matanya “Serius tau?”

“Iya ah udah diem”

Cowok berkulit tan itu terkekeh lalu menoel-noel pipi gembul si manis.

“Cie cemburu cie, sayang banget ye lu sama gua”

“Dih pedean lo, bangke”

Keduanya terkekeh pelan setelahnya, New yang sedari tadi siang galau pun akhirnya bisa kembali tersenyum tanpa beban, memang segala sesuatu tak harus di buat ribet. Penjelasan Tay di mengerti oleh New.

Tay memberikan ponselnya pada New, membuat cowok manis itu menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

“Alasan aku lama di dapur karena ini, kamu bisa baca sendiri. Gak ada yang aku apus”

“Gak mau ah, itu privasi kamu sama Namtan”

“Aku gak mau kita salah paham, baca ya, sayang”

•••

-Joya-