[Malu]

•••

Senyum malu-malu itu masih terpantri di wajah manis Thitipoom, sedangkan yang lebih tua malah asik memandangi rona di pipi kekasih hatinya.

Thitipoom pelahan menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan, membuat Tay langsung berucap “Kok di tutup?”

“Kamu kenapa liatin aku terus? Malu tau.” balas Thitipoom.

Tay terkekeh pelan, beranjak dari ranjang kekasihnya, mengambil kotak makan berisikan buah naga yang tadinya ia letakkan di meja belajar Thitipoom.

Setelah itu Tay kembali duduk di samping yang lebih muda, membuka penutup kotak makan transparan, menampilkan buah naga segar yang sudah di potong-potong berbentuk dadu.

“Liat nih, tadinya aku mau potong bentuk hati. Cuma gak bisa.” Tay berucap.

Thitipoom terkekeh pelan mendengarnya “Kamu kenapa ngide beli bunga segala?”

“Gak tau, tadi aku liat ada toko bunga baru buka pas jalan kerumah kamu, yaudah mampir aja, gak suka ya, Thi?” ucap Tay sembari menyuapkan sepotong buah naga pada Thitipoom.

“Ih enggak gitu, aku suka, beneran, cuma aneh aja kamu tiba-tiba bawa bunga.”

“Dari pada aku bawa orang tuaku? Nanti kamu pingsan.”

Keduanya tertawa, percakapan tak penting, sangat random ini malah terasa begitu menyenangkan. Memang begitu kalau sudah bucin. Namanya juga remaja, maklumi saja ya, pemirsa.

•••

-Joya-