—Marah.
•••
Mobil yang di kendarai Tawan berhenti tepat di mana seorang lelaki cantik tengah berdiri, ia menghela napas panjang sebelum keluar dari kendaraan roda empatnya.
Setelahnya sepasang netranya bertemu dengan iris kelabu milik yang muda, saling tatap beberapa saat tanpa ada kata yang terucap.
“Ayo, pulang.” Yang tua bersuara.
Si manis belum juga beranjak dari tempatnya, ia masih setia berdiri beberapa meter dari Tawan dengan kesepuluh jemari saling meremat satu sama lain.
“Mobil Thi gimana?”
“Masuk.
“Terus mobil Thi gimana, Tetaa?” Thi kembali mengulang sebuah tanya yang belum mendapat jawaban dari Tawan.
“Mau masuk apa engga?”
Iris kelabu lelaki cantik itu bertemu dengan pasangannya, netra hitam pekat milik Tawan menatapnya dalam-dalam sebelum hembusan napas panjang terdengar, “Tetaa kalau marah mending pulang aja lagi, tinggalin Thi sendiri aja.” Thi bersuara.
Yang tu maju selangkah, “Kamu maunya apa sih?”
“Kamu marahin aku.”
“Masuk, Thitipoom.”
Setelah dua kata terucap Thi benar-benar menurut—masuk kedalam mobil Tawan dalam diam mengalihkan pandangannya agar tidak bertemu netra hitam gelap lelakinya, Tawan menyeramkan.
•••
“Papa udah pulang atau mau pergi lagi?” Suara dari gadis kecil dengan rambut lurus sebahu itu terdengar begitu Thi menginjakkan kakinya kedalam rumah mereka.
Iris kelabu berkilau lelaki cantik itu teralih pada anak sematawayangnya, ia melangkah mendekati Lolly setelahnya.
“Aku udah pulang, mau peluk kamu.” Thi menjawab sembari merengkuh anaknya, menghadiahkan sebuah kecupan di bagian pipi gadis kecilnya.
“Papa,”
“Saya Lolly.”
“Daddy kangen kamu, sekali.”
Lelaki dengan poni menutupi dahi itu tersenyum tipis lalu mengangguj dua kali, “Papa juga kangen Daddy, kangen Lolly, banyak sekali.”
“Daddy,” Lolly memanggil Tawan saat kedua netra caramelnya menangkap sosok sang ayah, “Ayo peluk Papa bareng-bareng.” Lanjutnya dengan binar tak redup.
Yang tua tersenyum manis menanggapi apa yang anaknya pinta, mencium pucuk kepala Lolly lantas menjawab, “Daddy belum mandi”
Jawaban yang Tawan lontarkan membuat Thi tersadar jika lelaki itu menolak ajakan anaknya.
Lelaki tan itu cukup jelas menampakkan jika ia marah kepada suaminya, Thitipoom vihokratana.
•••
—Joya.