[Pelampiasan]
•••
Cowok berkulit tan itu menghela napas beberapa kali, setelah meyakinkan dirinya barulah tangan kanannya mengetuk pintu bercat putih itu.
“Masuk aja Tay, New kalo lagi belajar kan emang gak peduli keadaan” suara Ibu New terdengar, membuat Tay mengangguk dan memutar knop pintu, syukur tidak di kunci.
Hal pertama yang menarik perhtiannya tentu saja seorang cowok manis yang tengah duduk di kursi membelakanginya, jemari kekasihnya itu menari-nari di atas kertas dengan indahnya.
New masih belum menyadari kehadiran Tay. Langkahnya untuk mendekati New terhenti tak kala si manis meletakkan penanya lalu menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan, di susul dengan tubuh bergetar. Dia menangis.
Tay masih dia memerhatikan, dadanya terasa begitu sesak, Tay tahu semuanya, sebelum kesini, sebelum berada di kamar New, cowok itu terlebih dahulu di datangi oleh Gun, Off, Bright, dan Gun smile.
“Capek” lirihan New masih dapat di dengar oleh Tay, nada itu begitu sendu.
Tay menghela napas lagi, memutuskan untuk berjalan lalu berjongkok, mengelus pipi kekasihnya yang dibasahi air mata.
New tersentak, lantas mata keduanya mengunci untuk beberapa waktu, namun akhirnya di putuskan oleh New.
Ia beranjak dari duduknya, membuat Tay ikut berdiri lalu merentangkan kedua tangannya, namun New hanya diam, hingga dengan perlahan rentangan tangan itu menurun bersamaan dengan rasa sesak yang semakin terasa saja.
“Kamu ngapain?”
“New”
“Kamu ngapain?” New mengulang pertanyaannya yang belum di jawab oleh Tay.
“Mau ngobrol”
“Buat apalagi? Aku memang cemburuan kok, kamu bener” New mengantungkan ucapannya “Hubungan kita ini sehat gak sih Tay?”
Tay diam, tak tahu harus menjawab apa, ia bingung juga sebenarnya.
“Pipi Namtan udah di obatin?”
“New”
New tersenyum tipis “Udah di obatin?” ia mengulang pertanyaannya pada Tay.
“Tay, aku pelampiasan kamu yang gak bisa lupain Namtan, ya?”
•••
-Joya-