[Peluk dong]
•••
“Meliburkan diri apanya orang dia jatoh dari motor pas balap-balapan sama gue”
Begitu ucapan teman karib Tay tawan ketika New bertanya. Tampaknya cowok itu kecplosan, karena setelah mengucapkan kalimatnya Off langsung membelalakkan mata serta memukul bibirnya sendiri.
New mengangguk, lalu mengulas senyum tipis.
“Makasih ya Off”
“Mati gue di tangan Tay”
•••
“New aman gak?”
Kelima anak manusia itu saling tatap lalu terkekeh kaku “Aman” sahut Sing memberi tahu sebuah kebohongan.
Tay tampak curiga, ia menelisik raut wajah temannya satu-persatu, namun ucapan Kit menghentikan kegiatannya.
“Tay ini kotak cincin buat apaan?”
•••
Tawa nyaring terdengar ketika seorang cowok manis itu berada di depan pintu kamar bercat abu-abu tua. Terdapan tulisan 'Tawan vihokratana' disana.
New memutar knop pintu, tawa di ruangan itu terhenti, menampilkan raut-raut wajah berbeda ekspresi. Sedangkan cowok berkulit tan yang tengah duduk bersandar di kepala tempat tidur itu menghela napas pasrah.
“Hmm, temenin gue ke dapur yuk” suara Off terdengar, membuat yang lain mengangguk lalu keluar dari kamar Tay tawan.
New tersemyum tipis pada teman-teman pacarnya, lalu berjalan mendekat. Duduk di pinggir ranjang. Tay menyengir kuda, menggaruk kepala belakangnya.
“Luka dikit doang Nyu” ujar Tay memberi tahu.
“Oh, lutut robek, kaki terkilir, sikunya luka itu dikit ya Tay”
Tau diam, tak berani menjawab karena nada suara New sangat jelas menindir dirinya.
“Aku gak mau kamu khawati Nyu”
“Udah makan belum? Aku bawain sup ayam”
Tay menggeleng, lalu tersenyum tipis “Belum, laper banget”
“Yaudah tunggu aku ambil nasinya”
•••
“Enak, siapa yang masak?”
“Bunda hehehe” New menjawab dengan kekehannya, lalu kembali menyuapkan sesendok nasi, ayam dan brokoli. Namun Tay langsung bergidik ngeri, menatap brokoli itu.
“Nyu buang Nyu jauhin dari aku”
New heran, apa yang salah?
“Kenapa?”
“Brokolinya jauhin”
Raut wajah cowok berkulit tan itu menunjukkan jika ia benar-benar takut, New tertawa lalu mendekatkannya membuat pekikan kencang dari Tay tawan terdengar.
“Kamu takut brokoli ternyata”
Suara New terdengar sesudah ia menyingkirkan sayuran itu dari piring makanan Tay.
“Bukan takut, geli aja. Bentuknya gak jelas”
“Takut namanya”
“Enggak sayang, aku geli”
“Iya terserah kamu”
“Kamu kenapa bisa kecelakaan gini? Gimana ceritanya?”
Tay memberikan gelas kosong pada New, lalu menyengir lagi “Main balap-balapan sama Off, pas mau belok ada motor. Ya ciuman, motornya”
“Tapi, yang aku tabrak gak kenapa-napa kok. Cuma masuk rumah sakit aja”
“Astaga Tay tawan vihokratana”
Tay tersenyum manis sekali, merentangkan tangannya lalu berkata “Peluk dong Nyu”
•••
-Joya-