[Penjelasan]
•••
Kedua tangan gadis itu melingkar di perut cowok berkulit tan yang tengah mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, Tay tidak protes ia hanya diam saja. Tujuannya awalnya bukan tentang ini.
Motor milik Billkin terparkir rapi di depan garasi rumah Namtan, gadis itu turun sembari melepas helm.
Tay ikut turun, mengiyakan ajakan Namtan untuk singgah terlebih dahulu.
Keduanya berjalan ke taman belakang, duduk di atas ayunan. Tay menunggu Namtan menyiapkan minum, katanya begitu.
Sekitaran lima menit, gadis itu sudah berada beberapa meter darinya, belum sempat Namtan untuk duduk Tay terlebih dahulu berdiri, di depannya.
Tay mengambil alih nampan di tangan gadis itu, meletakkannya di meja kecil yang berada di samping ayunan.
“Aku mau ngomong serius, tapi sebelumnya aku mau kamu jelasin maksud voice note ini”
Suara Namtan dan New di uks beberapa hari yang lalu terdengar, membuat gadis itu terdiam hingga rekaman suara itu menghilang.
“Gak bisa jelasin? Kalau gak bisa aku mau nanya aja deh”
“Maksud kamu bilang New penyakit buat aku itu apa?” Tay kembali berucap, sedangkan sang lawan hanya diam dengan mulut tertutup rapat, namun ekspresinya sangat ketara jika ia terkejut.
“Nam, kamu gak bisa maksa aku buat tetap sama kamu, aku udah sama New, dan dia” cowok berkulit tan itu menggantung ucapannya.
“New bukan penyakit, hubungan aku sama New itu bukan sesuatu hal yang salah”
“Kamu tau, aku gak pernah setakut ini kehilangan orang sebelum aku ketemu sama New”
“Aku udah ingatin kamu kan sebelumnya, tapi apa?”
“Aku masih sayang sama kamu, Tawan” Namtan berucap, air matanya mengalir begitu saja membasahi pipinya.
“Tapi aku udah enggak, tolong terima fakta itu”
“Tolong terima fakta kalo aku udah punya orang yang lebih pantas aku perjuangkan, aku udah punya orang untuk aku berpulang”
“Dan orang itu bukan kamu”
Gadis itu menangis, bahunya bergetar hebat, mendengar ucapan ini dari orang yang masih ia sayang memang sangat menykitkan ternyata.
“Kasih aku kesempatan buat perbaiki semuanya Tay”
“Gak ada yang perlu di perbaiki tentang kita, dari awal hubungan kita berat sebelah. Aku yang terlalu sayang sama kamu, sampai kamu sepele sama aku”
“Kamu selalu berpikir aku bakal selalu milih kamu, bakal selalu di pihak kamu, segimana salahnya pun kamu”
“Kamu mikir gitu kan? Karena kamu tau aku sayang banget sama kamu, dulu”
“Ini peringatan terakhir Nam, aku mohon kamu sadar, kita udah selesai dari lama jadi jangan menganggap aku bakalan terus bisa sama kamu”
“Kayaknya, kamu salah mengartikan kebaikan aku, jadi mulai sekarang, anggap aja ya kita gak pernah kenal”
“Aku minta maaf sama kamu karena perkataan ku kasar, aku pamit pulang, salam sama Mama kamu”
•••
-Joya-