[Perahu kertas]
•••
Tay memberanikan diri untuk menemui pria manis yang tengah duduk di meja paling pojok, jemarinya tengah asik menari-nari di atas buku, entah menulis apa Tay juga tak tau.
Ia menghembuskan napas panjang ketika jarak keduanya semakin dekat, debaran jantungnya semakin menggila.
“Sorry, Newwiee boleh minta kertas gak?”
Suara Tay membuat perhatian lelaki manis itu beralih padanya, New tampak terkejut atas kehadiran mantan kekasihnya, ngapain Tay berada di cafe Newwiee?
Karena semenjak kedunya memutuskan untuk berpisah, Tay tawan tak pernah lagi menginjakkan kakinya ketempat ini.
“Boleh” ucap New memberikan sebelmbar kertas pada Tay.
“Kalau aku pinjem pulpen, boleh gak?” sambung pria berkulit tan itu.
New mengangguk, memberikan pulpen pada Tay, membuat sang mantan tersenyum manis padanya.
Pria berkulit tan itu duduk tepat di depan New, asik dengan kegiatannya mencoret-coret kertas pemberian pria manis yang masih menjadi satu-satunya orang yang menduduki tingkat tertinggi di hati Tay.
Sekitar beberapa menit, akhirnya sang mantan meletakkan pulpen itu di atas meja, namun jemarinya mulai melipat kertas yang berada di tangannya, Tay membuat perahu kertas.
“Ini buat kamu, jangan di baca sekarang. Nanti aja kalau kamu udah di rumah”
“Newwiee, nanti malam boleh gak balas chat aku? Kalau enggak juga gak apa-apa” sambung Tay lalu beranjak dari tempatnya, namun sebelum pria itu benar-benar melangkah menjauh, Tay menyempatkan dirinya untuk berkata satu kalimat yang membuat New ingin menghilang dari bumi sekarang.
“Hampir setahun gak bertatap muka, kamu masih menjadi orang yang paling aku suka”
•••
-Joya-