[Pergi]
•••
Tepat di ketukan kesembilan kalinya, pintu bercat putih tulang itu terbuka, menampilkan wanita berumur lima puluh tahunan dengan rambut di ikat rapi, senyum manis wanita itu mirip sekali dengan Newwiee.
Pria berkulit tan dengan kaos hitam yang melekat di tubuhnya itu membalas senyum dari Ibu kekasihnya, “Pagi Bu, Newwiee-nya ada kah?” suara pria itu terdengar.
Seulas senyum begitu sukar diartikan terukir, wanita paruh baya itu mempersilahkan Tay terlebih dahulu untuk masuk kedalam, namun Tay malah menolak dengan halus dan berakhir keduanya duduk di kursi yang ada di depan teras setelah Ibu kekasihnya meletakkan dua gelas air di atas meja.
Kesepuluh jemari wanita berumur setengah abad itu saling meremat, lengkap dengan senyum tipisnya. “Sebelumnya, Ibu mau minta maaf atas nama Newwiee sama kamu.”
“Ibu minta maaf jika selama ini ada perkataan ataupun tindakan baik di lakukan secara sengaja atau tidak oleh anak Ibu ke Tay, yang bikin kamu gak enak hati ataupun jengkel sama Newwiee.”
“Kamu tau kan cara anak Ibu yang satu satu itu berpikir sulit sekali di tebak. Newwiee sudah pergi Tay.”
Pemilik iris hitam pekat itu terdiam, menatap Ibu sang kekasih sembari berucap, “Kemana Bu?”
Helaan napas panjang wanita itu terdengar, “Newwiee ada bilang apa ke kamu sebelum dia pergi? Dia cuma bilang ke Ibu kalau hatinya lagi gak baik-baik aja, dia butuh tempat untuk sembuh.”
“Ibu gak tau apa yang terjadi antara kalian berdua, tapi dia nitip surat ini sama Ibu buat kamu.” wanita ayu itu memberikan sepucuk surat berwarna biru muda pada Tay.
“New juga berpesan, bacanya di saat kamu sedang sendiri aja. Dia malu katanya.”
Tay mengangguk bertanda ia mengerti, “Tay minta maaf udah bikin hati anak Ibu terluka, dan Tay gak ada pembelaan apa-apa tentang itu, Tay salah, salah karena melibatkan Newwiee dan hatinya dalam masalah yang dia sama sekali tak tau apa-apa.”
“Bu, Tay minta maaf.”
Senyuman manis wanita itu terlihat, mengangguk sembari mengelus lengan kekasih anak sulungnya itu dengan lembut, “Ibu cuma bisa bilang, turutin aja dulu apa yang New ucapkan, dia memang seperti itu.”
“Tay tawan jangan takut, jika semesta memang berkata kalau kalian itu akan bersama, mau siapapun yang memisahkan, akhirnya akan kembali di pertemukan.”
“Namun, jika memang kamu bukan tempat dia untuk berpulang, mau segila apapun menemukannya, tetap tak bisa bersama apapun ceritanya.”
•••
-Joya-