[Raga]

•••

Pernah merasa kamu punya jiwanya namun tak dengan raganya? Itu yang di rasakan Mild sekarang, ia sedang bersama Tay namun Mild merasa raga cowok itu tak disini.

“Tay kamu pernah denger gak, aku lupa deh siapa yang bilang”

“Denger apa?” Tay menyahut, menyenderkan kepalanya di bahu sang kekasih.

“Kalau kamu di hadapkan dengan dua orang yang kamu cintai secara bersamaan”

“Pilih yang ke dua, karna kalau kamu benar-benar mencintai yang pertama. Kamu gak bakal jatuh pada yang kedua”

Mild berucap sembari mengelus rambut Tay dengan pelan, ia menghela napas panjang.

“Tay kenapa keliatan sedih banget sih?”

Tay menengadah, menatap iris coklat milik Mild, ia bungkam.

Jemari Mild dengan perlahan mengelus rahang kokoh milik cowok berparas tampan itu “Jangan jadikan aku alasan kamu untuk bertahan sama hal yang gak mau kamu pertahankan”

“Dan jangan pernah jadikan lamanya kita bersama menjadi tolak ukur untuk bisa terus hidup selamanya”

“Tay, aku tau. Cara kamu menatap Newwiee itu beda ada cinta disana”

“Aku gak marah, gak juga kecewa sama kamu. Karna seperti yang aku pernah bilang, jika memang kamu itu takdirnya sama aku, mau gimana pun tetap pulang ke aku. Tapi jika enggak, mau gimana pun kita paksaan untuk terus bersama, gak akan pernah bisa terasa bahagia”

Mild tersenyum manis, gadis itu sama sekali tak menangis. Ia lanjut berucap “Jangan salahkan diri kamu, jangan salahkan aku atau Newwiee. Gak ada yang salah dari kita bertiga. Karna jalannya semesta untuk kita ya begini adanya”

“Mild”

“Aku lepasin kamu Tay, tapi janji harus bahagia. Karena kamu bakalan jadi orang yang paling aku tunggu kabar baiknya”

“Aku boleh minta nomor Newwiee?”

•••

-Joya-