[Remaja]
•••
Motor milik Tay berhenti tepat di parkiran warung sate madura langganannya. Kedua anak manusia itu langsung berjalan, mencari kursi kosong untuk di duduki.
Setelah memesan dan menunggu pesanan sampai, Tay dan Mild asik menggobrol santai.
“Kalo Off tau lo bawa gue tanpa ngajakin dia, ngamuk pasti anaknya.” ucap Mild yang di angguki Tay sambil terkekeh pelan.
“Off cemburu mampus sama lo, heran gue padahal dia punya pacar.” Tay membalas.
“Off tuh cemburu karena kalo soal hati lo lari ke gue, sue.”
“Nah itu, kalo gue lari ke Off yang ada bukan di kasih solusi, gue di anjing-anjingin sama dia.”
Keduanya tertawa setelahnya, memang kalau membicarakan soal Off jumpol tak akan pernah ada abisnya.
“Tapi dua minggu yang lalu Off ada cerita kagak sama lu?”
Mild menggelengkan kepalanya bertanda ia tak tau apa-apa.
“Biasa, bokapnya pulang.”
“Oh pasti lo berdua balapan lagi kan setan!”
Tay terkekeh, membuat Mild memutar bola matanya malas. Tay dan Off ini memang selalu begitu, padahal dulu Off pernah koma di rumah sakit karena kecelakaan akibat balap liar.
“Lo gak liat aja muka tipsy dia kemaren kayak apa, ngakak banget gue kalo ngingetnya.”
Tay tertawa mengingat bagaimana lucunya wajah Off jumpol saat cowok bermata cipit itu dalam pengaruh alkohol.
Meski tak paham, entah mengapa hanya karena mendengar tawa Tay, Mild pun ikut tertawa.
Tay menoleh ke kanan, mellihat orang-orang yang mulai berdatangan memcari kursi tempat duduk.
“Liat, giliran gue dateng jadi rame.” Tay berucap.
“Dih, sapelu?”
“Tay tawan si pembawa berkah.”
Keduanya kembali tertawa, dengan tangan kanan Mild yang terulur untuk memukul lengan cowok berkulit tan yang berada di depannya.
Pandangan Tay terhenti pada seseorang yang baru datang, gelak tawanya perlahan terhenti, menatap iris kelabu itu dalam diam. New disana.
“Kita pulang aja, Kay.”
•••
-Joya-