[Salah]
•••
Tepat di langkah terakhir, pria berkulit putih pucat itu memutar knop pintu bercat putih gading di depannya, hal pertama yang di tujunya adalah seorang pria yang tengah terbarinng santai dengan televisi menyala.
Jumpol tersenyum penuh makna, ia berjalan cukup hati-hati karena Tay terlihat asik sendiri, dengan ponsel yang berada di genggamannya.
“DOR!”
“Gak kaget!” ucap Tay sembari menjulurkan lidahnya “Emang lo tua, jantungnya udah lemah” sambung pria berkulit tan itu.
Jumpol tampak berdecak malas, melirik Tay tawan dengan begitu sinis, lelaki berkulit tan ini selalu saja menyebalkan.
“Benerin hape gue” ucap Jumpol memberikan ponselnya pada Tay.
Tay menaikkan sebelah alisnya, Ia kira Jumpol hanya pura-pura bodoh, ternyata bodoh beneran.
“Caper banget deh sama gue” celetuk Tay yang langsung mendapat timpukan bantal dari Jumpol.
“Anak setan! Jangan kasar” umpat Tay tawan.
Off Jumpol tergelak, tak merasa kasihan sama sekali pada kekasihnya, tunggu, sangat aneh bukan menyebut kekasih?
“Lo kenapa dah sama gue Tay?”
“Gue kenapa?”
“Lo nyuekin gue, gue peka!”
“Oh peka” sahut Tay sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Lo kenapa sayang?”
“NAJIS MUSNAH LO JUMPOL”
Off jumpol tak kuasa untuk menahan tawanya, ia benar-benar tertawa kencang melihat wajah Tay yang begitu lucu.
“Lo kenapa cepet bilang!”
“Ngapain, lagian harinya juga udah lewat, lo pulang aja sana”
“Kok lo ngusir gue anjing?”
“Ya lo ngapain ke sini?”
“Lo yang nyuruh kalo lupa”
“Oh iya lupa, tapi gue gak tua” ucap Tay cepat.
Off menggaruk kepala belakangnya heran, lalu bergumam “Padahal tahun lahir gue sama dia sama”
“Bangsat Tawan kita seumuran anjing!”
•••
-Joya-