[Sama-sama]

•••

Padangan kedunya bertemu untuk beberapa waktu, belum ada yang niat memutuskan kontak mata yang terjadi itu.

Tak tahan, New mengakhirinya, keduanya saling tersenyum tipis, terkesan canggung.

“Ada Bunda?” pertanyaan basa-basi dari Tay hanya di balas dengan gelengan kepala oleh New.

“Kebelakang aja yuk, ada yang mau aku ceritain ke kamu” New berucap.

Keduanya berjalan dengan New yang memimpin, mengajak untuk kebelakang rumah yang terdapat tempat untuk bersantai.

New duduk di pinggir kolam dengan kaki yang sengaja di celupkan ke dalam, Tay mengikutinya. Riak air terdengar saat New mengayunkan kakinya di bawah sana.

“Kita ini sebenarnya apa?”

Tay diam, mendengar ucapan New barusan, terdengar begitu lirih namun menuntut sebuah jawaban.

“Kamu ngehindar kan? Aku ngerasa” New kembali bersuara.

“Tawan”

Tay menoleh ke kiri, menatap iris coklat itu dalam, mata Newwiee-nya sudah berkaca-kaca.

“Kamu udah gak sayang aku? Udah bosen banget ya sama aku?”

Sesak di dalam dada kedunya begitu terasa, New menahan mati-matian agar air matanya tak tumpah di depan sang kekasih.

“Kamu maunya kita sekarang gimana? Aku ngikut aja”

Tay menghembuskan napas panjang “Kita bakalan tetap kita, itu mutlak dan gak akan berubah”

“Perkataan kamu gak jelas, terlalu abu-abu, sulit di mengerti” jawab New.

“Seminggu cukup buat aku ngejauh dari kamu, seminggu cukup buat aku bilang aku bosan sama kamu, tapi kamu tetap bakalan jadi kekasih ku”

“Newwiee, maaf”

“Besok-besok kalau kamu jenuh, gak apa-apa lho bilang ke aku, biar kita bisa sama-sama me time, kita juga butuh waktu untuk sendiri kan”

“Cuma tindakan kamu seminggu yang lalu itu bikin aku bingung, kamu maunya putus atau terus?”

“Ini beneran seminggu udah cukup buat jauhin aku? Gak masalah kalau mau nambah hari” New kembali berucap, menatap Tay dengan senyum tulus miliknya.

“Cukup, gak mau nambah lagi” balas Tay.

“Kenapa?”

“Gak tau, gak mau lagi. Bener kata Off, aku lari cuma gak tau apa yang ku kejar”

“Newwiee, kita masih kita kan?”

“Kenapa bertanya kalau udah tau jawabannya, Tawan?”

“Kok nangis?” New panik, tentu saja, begitu ia melihat seorang Tay tawan menitihkan air matanya, Tay sedihkah?

“Boleh peluk?” tanya Tay dan New mengangguk, menerima pelukan dari Tawan-nya.

Keduanya sama-sama diam, Tay berulang kali mengecup puncak kepala New dengan sayang. Tay tak akan mencari jika sudah pergi, namun ia akan tetap disini jika itu Newwiee.

“Masuk yuk, mau hujan”

•••

-Joya-