[Sekarang, kita keren]

•••

Sesuai permintaan sang pujaan hati, New menyanggupi untuk membawakan perlengkapan pangkas. Tak payah di beri tau, New sangat paham apa tujuan cowok itu.

New meletakkan alat-alat di meja kaca yang berada di bepan sofa ujung ruangan. Lalu berjalan mendekati Tay yang tengah menatapnya.

“Pagi ganteng.” sapaan dari New terdengar, membuat Tay tersenyum tipis karenanya.

“Kamu udah sarapan?”

“Sudah, bareng Mama tadi.”

New mengangguk-anggukkan kepalanya bertanda ia mengerti setelahnya si manis beriris kelabu itu duduk di pinggir ranjang, mengelus tangan Tay dengan pelan, beberapakali ia mengecupnya.

“Kamu kesini sama siapa?” Tay bertanya.

“Sendiri, pake mobilnya Ibu.”

“New”

“Iya, Kak”

“Bosan gak nemenin aku disini terus?”

Kerutan di bagian dahi New terlihat “Kakak ngomong apasih? Aku gak ngerti.”

“Kan aku udah bilang, aku itu sayang sama Kakak. Mau gimana pun kamu, itu gak bakal ngerubah perasaan aku. Jadi jangan mikir yang enggak-enggak deh.”

Tay mengulas senyum tipis mendengarnya “Aku boleh meluk kamu?”

New lantas mengangguk, masuk kedalam pelukan Tay, yang lebih tua berkali-kali mengecup puncak kepalanya, lalu mengelus rambut halus milik New.

Hanya diam, dan New lagi-lagi menahan kembali air mata yang hampir membasahi pipi.

“Aku sayang banget sama Kakak.”

“Aku jug-”

“Sayang” ucapan Tay terpotong, kehadiran wanita paruh baya berparas ayu itu sontak membuat New melepas pelukannya, lalu tersenyum kikuk pada Ibu Tay.

“Papa mau ketemu kamu, boleh?”

Air muka cowok itu berubah, lebih dingin dari biasanya, lalu ia menggeleng “Enggak.”

“Papa kangen lho sama anaknya.”

“Anaknya kan banyak, ngapain ke aku?”

•••

Setelah kejadian tadi, New memutar otak untuk membuat suasana hati Tay kembali membaik, dan berhasil.

Tay kembali tertawa pelan tak kala New bercerita tentang kebodohannya. Tak apa, asal Tay tertawa saja.

“Kakak tau gak, awalnya aku tuh kesel banget sama Kakak. Mana bilang, Newwiee thitipoom dihukum aja.”

“Kamu ganggu aku.”

“Aku udah permisi ya sama kamu! Malah di judesin, untung ganteng.” balas New tak mau kalah.

“Emang aku ganteng?”

“Kenapa kamu nanya pertanyaan yang begini?” decakan kesal dari New membuat Tay tertawa renyah.

“New, bantuin aku pangkas. Mau?”

New langsung saja mengangguk, membantu Tay untuk bangkit dan duduk di kursi roda, serta merapikan posisi slang infus yang lebih tua.

“Aku udah siapin semua alatnya, tadi juga minjem kaca punya Abigael, abang aku” New berucap.

Tau hanya diam, sesekali mengangguk mendengarkan ocehan New yang tak ada kata sudah.

Tangan kanan New meremas erat alat penyukur rambut elektrik itu, menahan kembali tangisnya yang siap terdengar. Hatinya sesak.

“Aku siap kok, santai aja New.” ujar Tay, seakan tau apa yang sedang di rasakan si manis.

New mengangguk dan mengulas senyum tipis, mulai melakukan kegiatannya, memangkas habis rambut hitam milik Tay.

“Ih lucu kayak tuyul” New berucap dengan kekehannya, dan Tay ikut tertawa pelan.

“New, mau ngapain?”

New meletakkan kursi besi di samping Tay, memindahkan kaca agar berada tepat di depannya, menoleh ke kiri, menatap Tay dengan senyum paling tulus yang ia punya.

“Biar kita jadi orang keren bareng-bareng.”

Iya, New ikut mencukur habis rambutnya, membuat air mata Tay jatuh seketika, ia belum pernah merasakan sebegininya di cintai oleh orang.

Senyum New masih sama merekah indah, setelah menyelesaikan kegiatannya, New mengambil dua kupluk rajut dengan hiasan nama TayNew di depannya.

“Ini Ibu lho yang bikin” New berucap.

Sebelum memakaikan untuk dirinya, New lebih dahulu memakaikan kupluk itu di kepala Tay.

“Sekarang, kita berdua keren banget.”

“Kamu, gak malu nanti kesekolah begitu?”

Helaan napas terdengar dari si manis “Ngapain malu? Karena botak? Ah gak gaul. Kak, kehadiran kakak di hidup aku itu adalah hal paling menabjukkan, jadi” New menggantung ucapannya, memperlihatkan jari kelingking miliknya di depan Tay, lalu kedua kelingking anak adam itu saling bertaut, menciptakan percikan bahagia.

“Kita lewatin sama-sama ya, Kakak itu keren banget.”

“Kita, TayNew yang keren.”

•••

-Joya-