[Siapa]
•••
Senyum manis itu terukir indah di wajah tampannya, sedangkan si manis tengah menatapnya dengan tatapan kesal bukan main.
“Malam sayang”
Suara Tay terdengar begitu lembut, setelah menyuruh Gun untuk pulang, ia berdiri di ambang pintu yang belum sepenuhnya tertutup rapat.
“Masuk, tutup pintunya” New membuka suara, begitu ketus.
Tay menurut, mengunci pintu bercat putih itu lalu melangkah mendekati New, cowok itu melipat kedua tangannya di depan dada, masih sangat kesal karena Tay nyuruh Gun pulang secara paksa.
“Jangan marah dong, aku cuma mau sama kamu”
Bola mata itu memutar tak kala telinganya mendengar ucapan Tay tawan. Masih dengan nada lembutnya.
“New, gue punya sesuatu” Tay berkata, memperlihatkan sebungkus teh hijau kepada sang kekasih “Mau gak?” sambungnya.
New masih menatap Tay dengan sebal, namun matanya tak lepas dari bungkus teh hijau yang berada di tangan kanan cowok itu.
“Mau gak kamu? Ini enak banget lho”
New merampasnya “Lo paling bisa ya ngerayu gue”
Kekehan Tay terdengar, lalu mendudukkan bokongnya di kasur milik New, sementara si manis tengah membersihkan tumpukan buku-buku yang berada di kasurnya.
New dan Gun memang bersama tadi, hanya berbicara hal-hal yang mengganggu pikiran dan di selingi dengan mempelajari materi pelajaran seni budaya. Besok ada ulangan harian.
“New”
“Newwiee”
“Nyuwik”
“Saya”
“Kayak intro kalo chatingan ya” ujar Tay membuat New terkekeh ringan.
Cowok berkulit tan itu beranjak dari kasur New, membantu sang kekasih membereskan buku-bukunya, New ini salah satu manusia paling rapi yang ada di muka bumi.
Tak butuh waktu lama untuk selesai, karena tak begitu banyak sebenarnya yang harus di bereskan. New duduk di pinggir ranjang, sementara Tay berdiri di depan New.
Memerhatikan wajah manis sang kekasih, demi apapun Tay baru sadar jika New memang seindah itu. Apalagi kalau di pandang makin lama, makin gila rasanya.
Iris kedunya mengunci, Tay masih diam di posisinya, sedangkan New menengadah, menatap sang kekasih tanpa berucap.
Jantung keduanya bak mau lepas dari tempat, Tay perlahan menundukkan tubunya, semakin mendekati New. Mengikis jarak antara mereka, New lemas bukan main tak kala napas Tay menerpa wajahnya.
Sedikit lagi, bibir kedunya menyatu, New menutup matanya dengan perlahan, sama seperti yang Tay lakukan, ia mengelus pelan tengkuk si manis.
Namun ponsel milik Tay berdering, keduanya sontak tersadar dan Tay langsung berdiri tegak, ia mengumapati si pengacau dalam hati.
Meraih ponselnya dengan kesal lalu melihat siapa yang meneleponnya tengah malam begini.
New tersenyum simpul tak kala penglihatannya menangkap beberapa huruf di layar ponsel sang kekasih.
Nama Namtan tertera disana.
•••
-Joya-.