[Tinggal bilang, dan gue tanggung jawab.]
•••
Mobil putih bernama nong polar milik New melaju dengan kecepatan sedang, setelah mengantarkan motornya, Tay langsung mengambil alih menjadi supir pribadi New. Begitu katanya.
New lantas dengan cepat mengiyakan saja, karena sejujurnya New memang sangat malas menyetir.
Lagu milik Pamungas berjudul nice day mengalun, senyum tipis itu terukir di wajah si manis, bibirnya bergerak mengikuti lirik demi lirik yang terputar.
“And i couldn't feel a thing, and everyone, they're home.” New bersenandung pelan.
“Lo tau lagunya?”
“Ya tau lah gila aja enggak.” balas New.
“Gue juga suka anjrit.”
“Bisa sama gitu ya.”
Tay terkekeh, ikut bernyanyi bersama New, sesekali kepala keduanya bergerak kekanan-kekiri. Begitu menikmati lagu itu.
Tay dan New saling menoleh, menatap manik masing-masing, senyum keduanya terukir menghiasi wajah, lalu kembali melajutkan lirik lagu secara bersamaan.
“So would you just take me and take me and take me its been a long day, its a nice day.”
Lalu tawa keduanya pecah seketika, perasaan bahagia itu hadir begitu saja, tanpa di duga dan di rencana. Mengapa bersama Tay bisa semenyenangkan ini?
“Lagunya Pamungkas emang gak pernah mengecewakan.” Tay ambil suara.
New mengangguk setuju “Bener banget, tapi nomer satu di gue monolog, lo apa?”
“Modern love.”
•••
“Gue belum pernah pacaran lho.”
“Sama kalo gitu.”
New tampak menyipitkan matanya, meneliti raut wajah Tay yang begitu tenang dengan pandangan lurus ke depan, masih mengendarai mobil itu dengan kecepatan sedang.
“Ardhito pramono, first love, tau gak?”
“Gak begitu tau tapi pernah dengar Kit nyanyi.”
“Ya seperti judulnya, tentang cinta pertama. Gue tuh selalu mikir, cinta pertama gue siapa ya?” yang lebih tua mulai bercerita.
“Ngapain di pikirin, nanti datang sendiri.” New menjawab begitu santai.
“Lo pernah bayangain gak? Kalau jodoh lo itu cinta pertama lo?”
“Pernah, ini lagi ngebayangin, cinta pertama gue kak Off, bisa aja dia jodoh gue.”
“Gue lagi mikirin, gimana ya kalau cinta pertama gue, orang yang ada di sebelah gue?”
New terdiam, mencerna ucapan Tay pelan-pelan. Masih terlalu kaget dengan keadaan.
“Tay, jangan begitu nanti gue baper beneran sama lo gimana?”
Tay menoleh, menyungging senyum tipis, tangan kirinya perlahan terulur untuk mengacak pelan rambut halus New.
“Tinggal bilang, nanti gue bakal tanggung jawab.”
•••
Sekitaran dua puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil yang di kendarai Tay telah terparkir rapi di samping warung Abah
Keduanya langsung membuka pintu dan keluar dari nong polar, New masih terkekeh mengingat cerita konyol Tay yang sangat tak masuk akal manusia, lucu pokoknya.
“Lo emang aneh.” New bertaka sembari berusaha menghentikan tawanya.
Tay tak menanggapinya, ia berjalan masuk kedalam warung, bersama New, mengambil kursi untuk cowok manis itu terlebih dahulu, barulah ia menarik kursi untuknya sendiri.
Guns menatap Tay dengan senyum menyebalkannya “Cie.”
“Cie apaan?”
“Gak papa, cuma cie doang.” Guns berkata.
“New mau mie rebus pake cabe 6?” Gun bertanya dengan ramah.
New lantas mengulum senyum tipis, belum juga suaranya keluar, ucapan Tay langsung terdengar “Dua ye, gue cabenya 6. New gak pake cabe.”
“CIEEEEE PERHATIAN BANGET DAH ABANG.”
Teriakan Bright menimbulkan gelak tawa teman-temannya, termasuk Off. Seseorang yang selalu menjadi pusat bagi New.
“Tay menuju bucin.” sahut Mild.
“Judulnya, cintaku terbit karena memakan bekal dari si manis setiap hari.” sambung Guns.
Air wajah New langsung berubah setelah mendengar ucapan Gun smile barusan, ia langsung beralih menatap Tay dengan tatapan bertanya.
Guns yang sadar akan kesalahannya pun langsung memukul bibirnya berulang kali. Sedangkan Tay dan Off, keduanya terdiam.
“Maksud Guns itu, bekalnya bagi dua New.” ucap Gun menengahi.
New beralih menatap Gun, kembali menampilkan senyumnya, sangat terkesan di paksakan. Ponsel milik New berdering, sumpah demi apapun New sangat bersyukur, siapapun yang meneleponnya, New bakalan mengucapkan terimakasih banyak nanti.
Ia lantas meraih benda pipih yang berada di saku seragam, dengan cepat menggeser tombol hijau.
“Oh Tu, oke gue jemput. Tunggu disana ye lu.”
Dan sekarang, New punya alasan jelas untuk pergi dari sini. Begitu memuakkan.
•••
-Joya-