Joya.

Ibunya Newwiee.

Teruntuk matahariku.

Hai, sayang. Kamu harus tau aku nulis ini berkali-kali agar terlihat sempurna. Dan aku juga harus berkali-kali menahan air mata agar gak keluar hahaha.

Tay, aku sekarang udah gak sakit lagi, badan ku udah sehat semua. Aku juga udah gak ngerasain pusing dan mimisan lho, hebatkan?

By the way, umur ku sudah 28 tahun hehehe, udah tua ya. Tapi tetep tuaan kamu sih. Terimakasih ucapan ulang tahun super singkatnya.

Dan maaf untuk kekecewaan yang aku berikan di malam yang kamu anggap akan sempurna itu. Maaf karna mengakhiri hubungan tanpa alasan yang jelas. Maaf atas segala kelakuaan ku yang membuat kamu menggerutu. Maaf atas segala hal buruk yang sudah aku lakukan ke kamu.

Tay, nyatanya kamu tetap menjadi satu-satunya orang yang berarti. Satu-satunya orang yang kucari di segala situasi. Satu-satunya orang yang bisa kujadikan seperti buku diary.

Boleh aku minta sesuatu? Ini terakhir kali. Tolong tetap bahagia walau kita sudah tak bersama. Sudah itu saja.

Satu lagi hehehe. Kalau berkunjung tolong bawa bunga dan air ya, biar tempat ku selalu terlihat cantik.

Satu yang harus kamu tahu, aku mencintai mu dengan sangat, Tawan-nya Newwiee.

-Joya-

[Bantahan]

•••

Cowok berkulit tan berseragam putih abu-abu dengan dasi yang di ikat asal itu pun memasuki kelasnya.

Hal yang pertama di lihatnya adalah Off jumpol yang tengah menggoda Gun atthaphan – cowok mungil dengan mulut sepedas cabai mie ayam mas Nur.

“Gun kalau kamu mau jadi pacarku, aku berhenti nakal” terdengar ucapan Off yang masih saja tak henti membujuk Gun agar mau menjadi kekasihnnya.

Tay berjalan mendekati Off, menoyor kepala temannya itu sambil terkekeh “Miris amat idup lo”

“Mau gak Gun?” tanya Off lagi.

Gun memutar bola mata malas “Gak, lo mau berhenti nakal atau mau berhenti hidup sekalipun itu bukan urusan gue, udahlah jauh lo dari gue”

Off mengerucutkan bibirnya “Kok tega banget sih kamu sama aku? Kamu gak mikir hati ku sakit?”

“Gak, gue.gak.perduli”

Gun berjalan meninggalkan Off yang menghela napas pelan, cowok bermata sipit itu beralih menatap Tay, menampilkan wajah sedihnya yang malah terlihat begitu miris.

“Gausah dangdut lo sama gue, mau nih sepatu melayang ke muka lo?” ucap Tay.

“Si babi, gue lagi patah hati nih”

“Yang keberapa?”

“Terhitung yang ke 169 kali gue nembak dia, tapi gak ada yang di terima”

Tay menepuk-nepuk bahu kanan Off “Ada kalanya lebih baik lo nyerah peng”

“Gak, gue bakal nyerah tepat gue nembak dia yang ke 200 kalinya, kalau gak di terima juga, gue nyerah”

“Serah lo deh monyet, gu-”

“TAY TAWAN SIALAN YA LO” teriakan itu memotong ucapan Tay, ia menoleh ke bekalang, menatap sang pemilik suara.

“Ada apa fans? Mau minta tanda tangan? Sini deketan” ucap Tay menampikan sebuah senyuman tengil.

Pria manis berkulit seputih susu itu pun berjalan mendekat ke Tay, wajahnya terlihat begitu marah pada lawannya itu.

“KENAPA GUE KEDAPETAN DUDUK SAMA LO? LO YANG MINTA PAK GUN SMILE BIAR LO DUDUK SAMA GUE KAN? NGAKU DAH LO SUKA SAMA GUE KAN? GAK GINI CARANYA”

Tay mengerutkan alisnya heran, anak ini kesurupan setan sekolah apa bagaimana? Tangan kanan Tay terulur untuk memeriksa keaadan New dengan cara menempelkan punggung tangannya ke dahi cowok manis itu , lalu ia berkata “Gak panas”

New lantas menepis tangan Tay dengan “NAH INI BUKTI LO MAU MODUSIN GUE”

“LO BISA NGOMONG BIASA AJA GAK, GAUSAH TERIAK-TERIAK GUE GAK BUDEK”

“ENGGAK, ITU LO JUGA NERIAKIN GUE ANJING”

“YA KARENA LO TERIAK, GUE IKUTAN LAH”

“Lo berdua gak capek asal ketemu berantem mulu?” tanya Off dengan santainya.

“Nih anak emang demen cari gara-gara sama most wanted sekolah peng, biasa, dia Tay tawan lovers” jawab Tay dengan percaya dirinya.

“Najis banget, udah deh ngaku lo kan yang mohon-mohon ke Gun tersenyum supaya bisa duduk berdua sama gue?!” tuduh New.

Tay menatap lawannya dengan alis terangkat satu “Dih, cakep lo? Lagian gue sendiri gak tau pasangan duduk gue siapa”

“Iyalah, Newwiee itu the most handsome boy in the world”

“Bah in the world katanya, sini gue kecup ubun-ubun lo” balas Tay dengan tawanya.

“Najis banget ubun-ubun gue di kecup sama lo”

“Halah denial, nanti lo nagih sama kecupan calon Gubernur”

Off terkekeh pelan menyaksikan perdebatan tak ada habisnya ini “Lo berdua harus tau, gue dari tadi kaya nonton atraksi topeng monyet”

“Padahal yang lebih cocok berperan jadi monyetnya itu elo, Jumlol” sahut New tak terima.

“Nah bener, muka lo lebih elit jadi monyet” sahut Tay menambahi.

“Mirip banget monyet kan dia?” ucap New yang di angguki Tay.

“Cie TayNew akur cie” ucap Off.

Baik Tay dan New pun sama-sama tersadar, keduanya kembali mencibir satu sama lain.

“TayNew TayNew bibir m-”

“Ada apanih ribut-ribut? Gak liat saya udah masuk kelas mau memberi ilmu?” potong wali kelas yang membuat Tay, New, dan Off langsung menatap pria berusia tiga puluh tahun itu.

“Pak saya gak mau duduk sama monyet bekantan” ucap New mengadu pada wali kelasnya.

Tay yang merasa dirinya di hina secara langsung itu pun memebelalakkan matanya, bisa-bisanya si beruang ini mengatainya dengan 'monyet bekantan' jelas-jelas ia most wanted di Sma Petra.

“Mulut lo kalo ngomong kaya anak gak pernah paud ya, calon Gubernur terganteng se-Indonesia lo hina, jangan sampe gue acak-acak pakaian lo”

“GANTENGAN MAS NUR LAGI DARI PA-”

“KALIAN KALAU MAU BEDAT DI LUAR SAJA, SAYA PUSING TUJUH KELILING”

Gun smile selaku wali kelas 12 mia 4 pun sudah angkat tangan dengan kelakuan dua muridnya yang tak pernah akur dari awal masuk sekolah, dan sialnya ia menjadi wali kelas 12 mia 4 selama 3 tahun berturut-turut.

“Pak kasih keringanan dong, saya di pasangin sama siapa aja boleh, tapi jangan dia” ucap New.

“Gak bisa, keputusan saya sudah bulat, sebaiknya kalian duduk di bangku masing-masing kalau gak mau saya suruh keliling lapangan sampe pusing”

•••

-Joya-

[Kesialan beruntun]

•••

Newwiee memarkirkan mobil berwarna putih miliknya di parkiran luas Sma Petra, setelah memohon-mohon pada Pak Budi agar mau membukakan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, namun dengan catatan ia mendapat hukuman.

New iyakan saja, kan dia bisa kabur, begitu pikirnya.

Namun sepertinya dewi fortuna tak memihak pada cowok berkulit putih bersih itu hari ini, New tertangkap basah oleh wali kelasnya sendiri. Pak Gun smile.

“Eh pak Pistol tersenyum, cerah banget hari ini ya, secerah wajah bapak yang terlihat awet muda, rahasianya apa? Mastin herbal?” ucap Newwiee.

Wali kelasnya itu tersenyum “Bagun pagi, sigat gigi, cuci muka, tidur lagi” jawab Pak Gun smile.

“Pantes aja, saya kan jarang bangun pagi, kalau begitu saya ke kelas d-”

“Enak saja, kamu ini telat, t e l a t. Harus di beri h-”

“Hadiah ya pak? Oh gausah ulang tahun saya masih lama” potong New cepat sembari tersenyum manis sekali.

Pak Gun smile menghela napas panjang, berurusan dengan murid-murid ajaibnya harus memiliki kesabaran ekstra.

“Saya kan guru yang baik, paling baik di antara guru-guru lain, sekarang kamu hormat ke tiang bendera”

“Tap-”

“GAK ADA BANTAHAN NEW THITIPOOM”

New cemberut “Bapak gak friendly, Newwiee gak mau temenan sama bapak” ucapnya.

“Saya memang bukan temen kamu bujank, cepat laksanakan perintah saya!”

New berjalan dengan kesal, padahal ia sudah mandi dengan secepat kilat, namun masih saja telat.

Ya telat lah, dia makan pancake coklat sampe kenyang dan menonton spongebob tunggu iklan dulu baru jalan kesekolah – Joya.

Masih dengan keadaan kesal, mau tak mau New pun tetap melaksanakan perintah dari gurunya itu. Ia berdiri di depan tiang bendera dengan hormat.

“Yah di hukum” ledekan dari seseorang membuat New menoleh ke samping, kekesalannya makin membuncah setelah mengetahui siapa makhluk yang ada di dekatnya itu.

“Diem deh lo setan, jauh-jauh dari bidadara” ucap New.

“Yah di hukum” ledek Tay tawan, lagi.

New menghentakkan kakinya, ia benar-benar kesal, mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Tay “Terus lo ngapain disini? Mau ngeledek gue doang? Pergi deh lo jauh-jauh”

“Dih kata siapa gue cuma ngeledek lo doang, kaya gak ada kerjaan lain aja” sahut Tay tak kalah ketus.

“Terus lo ngapain di sini endang?!!!”

“Ya gue dihukum lah”

New menghembuskan napas kasar “Serah lo dah ubi cilembu”

“Lo bau kambing”

“Lo anak monyet”

“Lo-”

“SAYA SURUH KALIAN BERDUA HORMAT KETIANG BENDERA, BUKAN MALAH MAIN LENONG DI SITU”

“Dasar Gun tersenyum, gue most wanted gini di bilang lenong, mana cocok” cerocos Tay tak terima “Tapi kalo lo” sambung Tay menatap New yang tengah melotot kearahnya.

“Lo cocok si jadi lenong, daftar sana gue jamin langsung keterima”

•••

-Joya-

Pria manis itu terkekeh pelan mendengar Gun yang tengah bercerita tentang pacarnya yang super absurd. Gun tampak sesekali menahan kekesalannya, terlihat lucu.

“Masa ya New, Papii jemput gue pake sepeda ontel dan di pake helm motor. Gila gak sih”

New lagi-lagi terkekeh mendengarnya, Off jumpol memang seajaib itu.

“Gue tuh mau bilangin apa juga dia tetep ngelakuin hal-hal di luar nalar manusia biasa. Dan sialnya gue cinta mampus sama itu laki”

“Menurut gue Gun, setiap orang punya caranya sendiri untuk membahagiakan orang yang dia sayang”

“Se absurd-absurd nya Off jumpol, dia tetap jadi salah satu hal lo untuk tersenyum kan?”

Gun mengangguk membenarkan, kadang tingkah tak jelas pacarnya itu membuat Gun merasa terhibur juga, walau tetap harus geleng-geleng kepala.

“Jadi kangen Papii gue, btw New lo gak ada ketemu si Tawan-Tawan itu lagi?”

New yang tengah mengunyah keripik kentang pun menggeleng pelan “Mungkin belum?”

Gun menghela napas “Jadi setelah sepuluh bulan ini lo belum ketemu lagi sama sang pemilik hati?”

“Pemilik hati dari hongkong, gue sama Tay cuma sebatas orang asing berbagi kenangan”

“Tapi ada beberapa kenangan yang lebih baik di ulang, bukan hanya di ingat aja lho Newwiee”

“Kalau semesta mempertemukan gue sama Tay, mungkin”

Gun membenarkan posisi selonjorannya menjadi duduk bersila, menatap New dengan tatapan berbinar “Gue doain semesta mempertemukan lo dengan sang pemilik hati”

“Ngawur”

“Tolol banget lo gak tukeran nomor sama dia”

“Benar juga, kelupaan”

•••

-Joya-

[Sampai jumpa]

•••

“Terimakasih”

Tay tawan tak bisa menahan senyumnya, lantas mengangguk “Sama-sama, terima kasih juga sudah mau meluangkan waktu untuk hari ini”

New tersenyum tulus, keduanya kembali diam di depan kost-an pria manis itu.

“Semoga ini bukan pertemuan terakhir kita” ucap Tay.

“Harapan ku” sambungnya.

“Harapan ku pun begitu”

“Terima kasih untuk hari ini, terima kasih udah membuat aku percaya kalau bersama stranger bisa semenyenangkan ini, bahagia selalu Tawan”

Tay tersenyum “Sampai jumpa Newwiee”

•••

-Joya-

Tatapan pria berkulit tan itu masih tertuju pada New yang tengah memakan mie instan buatan abang warkop yang menggugah selera.

New tampak lucu dimata Tay.

Selepas dari acara mandi-mandi di air terjun tadi Tay memang langsung mengajak New untuk makan di warung kopi yang berada tak jauh dari tempat mereka sebelumnya.

New memesan mie tanpa cabai rawit, gak tahan pedas katanya.

“Suka?”

New mengangguk sembari mengunyah mie yang berada di mulutnya, pipi pria itu menggembung dan sialnya malah terlihat semakin menggemaskan, di tambah dengan tahi lalat di bagian hidung menjadi pelengkap.

Tay tanpa sadar terkekeh pelan, ia dan New baru beberapa kali bertemu, masa ia sudah jatuh hati, ini pasti hanya kagum semata kan?

Tay tawan, salah satu orang yang tak percaya dengan pandangan pertama, karena menurutnya cinta itu rumit dan butuh waktu. Itu sih pendapat Tay saja, dia orang yang sedikit ribet masalah hati.

“Habis ini kita kemana?” New mulai membuka suara karena mie di piringnya sudah habis di makan, New suka, buatan abang warkop memang juara.

“Rahasia” balas Tay menampilkan senyum manisnya.

New mendengus pelan, menatap pria yang berada di depannya dengan mata menyipit “Bikin kepo”

“Karena ini perjalanan rahasia”

“Perjalanan rahasia TayNew” ucap New sambil terkekeh.

•••

“Gila ini sih bukan main indahnya” ucap New menatap pemandangan indah yang berada di depan nya.

Tay mengajak nya ke kebun teh biasa saja memang tapi entah mengapa New menyukai kebiasaan ini, udara sejuk membuatnya betah berlama-lama di sini, bersama orang asing yang beru di kenalnya beberapa minggu belakangan ini.

New menoleh ke kiri, pandangan keduanya bertemu, New menampilkan senyum manisnya tak kala Tay mulai memainkan camera yang berada di tangan pria itu “Bagus gak hasilnya?” New bertanya.

“Jangan di tanya, objeknya bukan main indahnya”

•••

-Joya-

[Suka?]

Tay tawan, pria berkulit tan dengan senyum menawan itu menatap lekat-lekat pria manis yang berjalan mendekatinya.

“Pagi Newwiee” sapa Tay dengan senyum yang tak kunjung hilang.

New tersenyum manis “Pagi juga Tawan” balasnya.

Tay memakaikan helm ke kepala New, membuat pria manis itu terdiam beberapa saat, keduanya baru bertemu beberapa kali kan?

“Siap?” tanya Tay yang di balas dengan anggukan oleh New.

Tay melajukan motor vespa maticnya dengan kecepatan sedang, cuaca mendung namun tak menunjukkan akan tanda-tanda hujan turun membuat New tersenyum manis, duduk di boncengan Tay tawan.

“Kita mau kemana?” New bertanya.

“Ha?”

“Kita mau kemana?” ulang New namun dengan suara lebih besar.

Tay terkekeh “Liat aja nanti”

New diam saja, menikmati perjalanan, keduanya sama-sama senyap, bukan karena tak ada topik yang mau di bahas.

•••

Matanya berbinar tak kala pandangannya tertuju pada objek yang berada di depannya, Tay membawanya ke sini dan New sudah lama sekali tak pernah melihat air terjun lagi.

“Suka?”

New menoleh ke kanan lalu memgangguk senang “Banget”

Tay kembali menampilkan senyum manisnya, tanpa sadar tangan kanannya terulur untuk mengelus rambut New sembari merapikan poni pria itu yang sedikit berantakan.

New terdiam, yang di acak-acak rambut kok yang berantakan hati sih? Aneh sekali.

“Kamu kalau mau mandi, mandi aja” ucap Tay.

“Gak bawa baju”

“Di tas ku ada dua baju, kamu bisa pake” ucap Tay memberi tahu.

Tanpa menolak New langsung berlari masuk kedalam air, lalu membalikkan badannya untuk mengajak Tay bergabung.

“Seger banget, sini deh” ucap New.

“Dia kenapa bisa semanis itu?” lirih Tay sebelum melangkahkan kakinya mendekati Newwiee.

•••

-Joya-