[Ragu]
•••
Sepertinya jika sedang berada di dalam mobil tak lengkap jika musik tidak di nyalakan, sama hal-nya yang sedang New lakukan sekarang, memilih lagu yang ingin dirinya dengar, dan harus Tay juga suka.
Hingga pilihannya jatuh pada lagu milik Sezairi berjudul It's you mengalun dengan indah mengisi kesunyian yang tercipta diantara dirinya dan sang kekasih.
“Tay.” New memanggil, nadanya lembut sekali.
Pria yang tengah menyetir dengan kecepatan lamban itu menoleh ke arah sang kekasih, lalu menyunggingkan senyum simpul. Tay senyap.
Perlahan, yang lebih muda meletakkan tangannya di atas paha pria berkulit tan itu, mengelusnya dengan begitu pelan, “Ada yang ganggu pikiran kamu kah?”
Tay menggeleng sebagai jawaban, namun tangan kirinya menggenggam tangan sang kekasih, mengelus punggung tangan pria berkulit seputih salju itu dengan sayang.
“Gimana kalau kita suatu saat pisah?”
Helaan napas si manis terdengar, “Udah gitu jalannya mau bilang apa, kan? Tugas kita sekarang ya jalanin aja yang terjadi saat ini. Tapi kalau boleh sih aku maunya sama kamu terus.”
“Oh begitu.”
Setelahnya mereka kembali diam.
“Tay, kamu gak bakalan ninggalin aku kan?”
“Kenapa pertanyaan kamu itu mulu sih.” ketus yang lebih tua.
“Kok kamu jadi marah?”
“Siapa yang marah?”
“Nada bicara kamu berubah.”
Pria berkulit tan itu perlahan menepikan mobil yang di kendarainya, menoleh ke arah sang kekasih dengan tatapan yang sebelumnya tak pernah New lihat.
“Kamu tuh ragu sama aku? Kenapa pertanyaan kamu itu-itu mulu?”
“Aku cuma bertanya Tawan.”
“Kamu ragu, ragu akan rasa sayang aku, ragu akan kesetian aku, ragu sama semua hal yang ada pada aku. Kalau masih ragu kenapa bilang mau saat aku nyatain cinta ke kamu?”
Si manis terdiam untuk beberapa saat, karena sejujurnya ia belum pernah berada di posisi sekarang, mereka memang pernah bertengkar namun sebelum-sebelumnya masih batas wajar, belum sampai bawa-bawa masalah perasaan yang begitu rumit ternyata.
“Maaf kalau pertanyaan aku bikin kamu g-”
“Maaf, besok pertanyaan ini bakal keluar lagi kan dari mulut kamu?”
“Tawan.”
“Apa? Aku salah?”
“Aku mau pulang, sekarang.”
Setelah ucapan New terlontar, keduanya kembali dalam keadaan diam, Tay menuruti ucapan kekasihnya, melajukan mini cooper itu dengan kecepatan tinggi, melupakan jika manusia yang berada di bangku penumpang begitu membenci sekaligus begitu takut di bawa ngebut.
•••
-Joya-