[Falling for you]
•••
Ia menutup pintu bercat abu-abu itu setelah melihat tak ada satu orang pun di sana, hanya ada kotak p3k yang dibiarkan tergeletak di ranjang.
Cowok bekulit seputih susu itu berjalan menuruni anak tangga, menuju taman belakang rumah sang kekasih.
Tentu saja New ingin mengetahui keadaan Tay tawan. Semarah apapun dia, Tay tawan bakalan tetap jadi hal yang selalu di tunggu kabarnya.
New berjalan dengan santai sembari membalas pesan dari Gun. Hingga ia sampai di tempat tujuannya.
New mendongak, menatap lurus kedepan, lalu terdiam melihat apa yang ia dapatkan.
Disana, Tay tengah duduk di kursi kecil lengkap dengan piano didepannya. Cowok itu melempar senyum tipis pada New. Jemarinya dengan perlahan mulai menekan tuts-tuts piano itu hingga menghasilkan bunyi yang indah.
Wise men say
Only fools rush in
But I can't help falling in love with you.
Suara Tay terdengar, ia bernyanyi. Matanya fokus menatap New, tolong katakan pada New ini hanya mimpi.
Shall I stay?
Would it be a sin
If I can't help falling in love with you?
Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be
Take my hand
Take my whole life too
For I can't help falling in love with you
Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be
Take my hand
Take my whole life too
For I can't help falling in love with you
For I can't help falling in love with you.
Air mata milik cowok berkulit putih itu jatuh dengan sendirinya, ia tersenyum manis sampai-sampai matanya menyipit bak bulan sabit.
Tay menyiapkan ini semua? Ia menyapu padangannya keseluruh taman belakang rumah sang kekasih, New terkekeh tak kala pandangannya terhenti pada jejeran makan-makan ringan disana dengan jumlah yang lumayan banyak, Tay seniat itu kah?
Tay berdiri, senyum manis miliknya masih terukir indah di wajah, ia merentangkan tangannya, dan kali ini New berlari kecil menyambut itu. Pelukannya diterima.
Tay terkekeh pelan, mengecup berkali-kali pucuk kepala sang kekasih, berbisik terus menerus jika ia begitu mencintai Newwiee-nya.
“Aku sayang kamu” Tay kembali berucap tak kala New melepas pelukan mereka.
New mengangguk, menyerka air matanya lalu terkekeh “Kamu kok baik-baik aja? Katanya kecelakaan?”
Tawa renyah milik Tay terdengar, tangan kanannya terulur untuk mengacak rambut si manis “Mau aja di boongin Tay tawan”
“Badut lu” ketus New sembari memukul lengan Tay.
“New, urusan aku sama Namtan udah selesai, aku izin pulang bareng sama dia tadi buat nyelesain semuanya, dan aku mau minta maaf sama kamu”
“New, sumpah demi apapun aku gak mau kita udahan”
“Aku harus ngelakuin apa supaya kamu gak mutusin aku?”
“Gak usah ngelakuin apa-apalagi, karena aku juga gak mau itu terjadi” New menjawab.
Tay menghela napas lega bukan main, lalu kembali membawa New kedalam pelukan. New menengadah dengan kepala masih bersender di dada bidang milik sang kekasih, New terlihat sangat menggemaskan.
Bola mata keduanya terkunci, debaran itu kembali hadir, namun kali ini lebih gila. Tay menunduk, semakin mempersempit jarak diantara ia dan New.
Mata itu tertutup tak kala kedua bibir saling menyatu, menciptakan percikan bahagia tiada tara, Tay membawa New kedalam sebuah ciuman memabukkan.
Cowok berkulit tan itu tersenyum disela-sela cumbuannya.
•••
“Pelan-pelan beb makannya”
New mengangguk dengan mulut penuh bakso bakar, ia memang sangat menginginkan makanan ini dari kemarin namun belum sempat membeli, bukan belum sempat, ia gak niat aja nyarinya.
“Kamu mau jualan apa gimana? Ini banyak banget makanan”
“Buat kamu lah, aku list malah sebelum beli. Bakso bakar, martabak, sate, cimol, telur gulung, tahu gejrot, dan lainnya. Sampe aku di maki Off karena ngeribetin dia”
New terkekeh pelan mendengarnya, mendengarkan Tay bercerita jika semua dekorasi ini juga ada campur tangan teman-temannya, bahkan Billkin dan sang Bunda juga ikut andil.
“Makasih ya Tay, makasih buat semuanya”
“Sama-sama, kamu seneng gak?”
“Lo bodoh ya? Ngapain di tanya lagi?”
“Gue basa-basi sue”
“Kita bakalan nonton film, tapi gue lupa beli protektor tadi”
“Pyorektor anjrit”
“Iya itu, kamu gausah ngomel beb, karena aku udah di omelin habis-habisan sama Billkin gara-gara itu, jadi sebagi gantinya kita nonton pake laptop aja ya?”
New mengangguk, membiarkan Tay melalukan sesukanya untuk menyenangkan New, karena bagaimana pun, asal orangnya Tay, New terima saja.
“Kamu mau nonton apa sayang? Vagabond?”
New sontak memukul lengan Tay “Dih bego lu, mau sampe kapan kita disini, cari film beb, film”
TayNew tertawa setelahnya, keduanya menghabiskan waktu bersama setelah semua hal menyakitkan diri masing-masing menghilang begitu saja.
Jika Tay oknumnya, berjuang akan selalu terasa menyenangkan.
•••
-Joya-