Joya.

Ibunya Newwiee.

[Luruh]

•••

“Ini rumah siapa?”

“Majikan aku, ayo masuk” jawab Tay tawan dengan begitu santai.

New melangkah beriringan dengan Tay, cowok itu membuka pintu utama rumah, hal yang pertama kali ada di benak New, ini rumah paling keren yang pernah ia kunjungi.

“Tay tawan mobil gue aman gak?”

“Hancur kap-nya tadi gue nabrak kodok” jawab Tay.

Pandangan wanita berusia sekitar 25 tahun-an itu beralih pada cowok yang berada di samping Tay tawan, lalu ia mengulas senyum tipis.

“Newwiee, kenalin ini Muk asisten rumah tangga gue” ucap Tay dengan tawanya sedangkan wanita berparas cantik itu langsung menghujam bahu Tay dengan sebuah pukulan telak.

“Sembarangan! aku kakak tirinya Tay. Anak pungut dia” ucap Muk membuat New terkekeh pelan.

“Mohon maaf ya bi Muk, muka gue ceplakan bapak Vihokratana banget”

“Bi bi bibir lo maju, ayo New tinggalin aja ini tukang kebun”

“Bang Tay!!!!” teriakan begitu nyaring terdengar dari seorang gadis kecil yang langsung memeluk kaki Tay.

“Candy jangan jerit-jerit kaya di hutan aja” ucap Muk.

“Itu anakku, deket banget sama Tay. Tapi Tay-nya gak mau di panggil Om, ketuaan katanya padahal muka dia emang udah pantas jadi om-om botak tengah”

New terkekeh lagi, kakak Tay ini lucu.

“Candy ayo tidur siang”

“Gak mau, mau main sama Bang Tay, sama kakak itu juga” balas Candy.

“Tidur dulu dong, nanti abang beliin boneka santet”

“Tawan yang bener aja lo” sargah Muk tak terima.

“Bener ya bang, bisa buat santet Mama gak?”

“Bisa”

•••

“Kenapa senyum-senyum?”

New menggeleng, namun senyumnya masih terukir indah di wajah manisnya.

Sumpah, Tay ingin menghentikan waktu sekarang juga agak bisa lebih lama menatap makhluk paling lucu di muka bumi ini yang bernama Newwiee.

“Manis banget” gumam Tay tanpa sadar.

“Kenapa?”

“Ini, minumannya manis banget”

“Tapi yang kamu minum itu coca-cola Tay”

•••

Jika di hitung, mungkin ada lima jam New bersama Tay dirumah cowok ini. Sebenarnya tak ada yang di lakukan sama sekali selain berbincang di atas ayunan, berdua.

“Kamu itu pinter banget ya pelajaran ipa”

“Enggak, aku cuma suka biologi. Karna almarhumah Ibuku guru biologi kali ya hahaha gak nyambung” balas Tay.

“Ta-”

“Gak papa, Ibuku udah bahagia disana” kepala Tay menoleh ke kiri, menatap Tay dengan senyum “Udah gak sakit lagi, jadi gak ada alasan buat aku untuk terus-terusan sedih”

“Kamu, tinggal berdua?”

“Iya, Kakak ku itu gak mau menikah. Candy adopsi, kalo Ayah lagi nyetir”

“Tapi Candy mirip sama Mba Muk”

“Nah aneh kan”

“Ayah kamu supir?”

“Iya”

“Supir apa?”

“Pesawat mainan”

•••

-Joya-

[Permainan semesta]

•••

“Nangis aja lagi, aku temenin”

“Cengeng banget ya aku” ujar New menyerka air matanya, kekehan pelan terdengar begitu menyakitkan bagi Tay tawan.

“Kamu masih rental mobilnya?”

“Iya”

Tay memang membawa mobil, mobil rental katanya. Ia sengaja menepikan mini cooper berwarna merah ini di pinggir jalan. Bermaksud menemani Newwiee bersedih.

“Nangis lagi aja Newwiee, jangan di tahan gitu”

Air mata itu kembali jatuh, bersamaan dengan perasaannya yang tak berbentuk, hatinya sakit itu sudah pasti. Seseorang yang selama ini selalu ia utamakan kepentingannya, ternyata cuma mau sesuatu darinya saja.

“Kok jahat sih, kenapa Bright jahat ya Tay?”

“Tapi aku bodoh juga sih, Gun plus Namtan udah ngasih tau, aku tetep tutup telinga rapat-rapat”

“Sampe aku denger dari mulutnya dia sendiri, sakitnya gak main-main”

Ibu jari Tay menyerka dengan lembut air mata si manis, lalu tersenyum tipis “Sakit hati kamu ini di berikan semesata agar kamu bisa lebih kuat, agar kamu bisa jauh dari orang jahat, dan menemukan yang tepat”

“Semangat ya, Newwiee”

•••

-Joya-

[Luka]

•••

New yang tengah asik dengan ponselnya pun nengalihkan perhatian pada sesosok cowok jangkung yang tengah berdiri beberapa meter membelakanginya. New mengernyit heran, merasa tak asing. Namun siapa?

Perlahan, ia melangkah, mendekati sesosok itu dalam diam, jantungnya mulai berpacu, pikiran buruknya mulai muncul, bagaimana kalau ia salah orang?

Namun seketika, dunianya runtuh. Tak kala suara yang amat di kenalinya itu terdengar.

“Aku gak mau putus sama kamu, aku pacarin New cuma karna dia pinter. Dia bisa ngerjain tugas aku secara gratis”

Newwiee tersenyum miris, seharunya ia sadar lebih awal, seharusnya ia mendengarkan ucapan keda temannya. Pantas saja Gun tak suka pada cowok ini.

“Makasih Bright”

Cowok jangkung blasteran itu menoleh kebelakang, ia terdiam menatap New. Mata cowok manis berponi itu sudah berkaca-kaca.

“New”

“Kita akhirin aja, hubungan kita ini berat sebelah, terimakasih”

Belum sempat air matanya terjatuh membasahi pipi, seseorang lebih dulu menyembunyikan wajah New dengan jaket yang ia kenakan, lalu menarik New menjauh dari sepasang kekasih itu.

“Kamu boleh nangis, tapi yang liat cuma aku aja ya”

•••

-Joya-

[I'll be yours]

•••

“Kok bawa mobil?”

“Biar kamu gak kepanasan, gak kehujanan kalau hujan, kan judulnya one fine day with Tay tawan” balas Tau dengan senyum manis yang terukir di wajahnya.

New menggelengkan kepalanya dengan terkekeh pelan. Lalu masuk kedalam mini cooper berwarna merah itu.

“Bagus banget mobil kamu”

“Bukan, ini mobil rental” jawab Tay.

New mengangguk paham, lalu tersenyum manis “Lets go!”

“Bentar, aku perlu izin Bunda kamu?”

“Aku sudah bilang”

“Minta nomer Bunda kamu boleh?”

“Buat apa?”

“Jaga-jaga nama tau anaknya hilang aku culik”

•••

Tay tawan selalu punya banyak cara untuk membuat orang yang berada di dekatnya bahagia, Tay tawan juga punya senyum yang memikat siapa saja yang melihatnya. Tay tawan punya caranya sendiri, dan Newwiee akui caranya itu beda dari yang lain.

New heran, mengapa ia begitu mudahnya bisa akrab dengan cowok berkulit tan ini, mengapa dengan mudahnya ia bisa mengiyakan ajakan-ajakan Tay tawan tanpa bantahan.

“Newwiee”

Suara cowok itu terdengar dan lamunan New sepenuhnya buyar, ia menoleh ke samping tepat dimana Tay berdiri, menaikkan kedua alisnya “Kenapa?”

“Mau main yang mana?” tanya Tay.

New menyapu pandangannya kesekitar, mereka berada di dufan. New juga gak tau kenapa Tay mengajaknya kesini.

“Gak tau” balas New akhirnya.

“Mau naik halilintar?”

“Pemanasan dulu dong Tay”

“Okee, komedi putar”

•••

“Jangan fotoin aku mulu Tay tawan!”

Tay terkekeh ringan, masih setia dengan kamera yang berada di tangannya.

“Abisnya, indah sih”

“Kayak tukang foto keliling”

“Aku cubit pipinya, boleh gak?” tanya Tay.

New membelakkan matanya “Gak boleh!”

Helaan napas terdengar, cowok berkulit tan itu pun berkata “Bolehin dong sekali aja, aku udah gak tahan mau cubit. Kamu gemesh banget”

“Maaf ya Newwiee, maaf banget”

Tangan kanan Tay menyentuh pipi kanan cowok manis berponi lucu itu, lalu mencubitnya dengan sangat pelan, bahkan tak terasa sakit. Setelahnya Tay tersenyum bahagia.

“Ih makin gemesh, lagi boleh gak?”

“Udah ah aku mau naik ontang-anting”

•••

“TAY TAWAN SURUH ABANGNYA BERHENTI”

“AKU GAK KUAT”

“NEWWIEE KAMU GEMESH BANGET”

“TAY TAWAN BERISIK BANGET AKU MAU PULANG”

“SURUH BERHENTI INI TINGGI BANGET”

“NEWWIEE KAMU GEMESH”

“TAY TAWAN DIEM”

Tay tertawa, New yang tadinya paling semangat ingin menaiki wahana ontang-anting, namun setelahnya ia muntah.

•••

“Lagi gak?”

“Enggak”

Tay tertawa kecil, memberikan sebotol air mineral untuk New. Lalu duduk di kursi sebelah kosong sebelah New.

“Banyak juga wahana yang kita naikin ya. Mulai dari komedi putra”

“Komedi putar Tay tawan”

“Nah itu”

“Terus biang lala, halilintar, kora-kora, bom-bom car, tornado, apalagi ya aku lupa”

“Cari makan yuk Tay”

“Cubit dulu pipinya, boleh gak?”

•••

Tak terasa memang, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, matahari sudsh lama meninggalkan bumi tergantikan dengan bulan yang kali ini di tinggal sendiri. Tak ada bintang.

Keduanya memilih untuk makan di ayam penyet langganan New, kata cowok manis itu rasanya tak kalah dengan toppoki, iyakan saja.

“Kamu nih orang ke-tiga yang aku bawa kesini”

“Yah di tiga-in”

Tay dan New tertawa ringan bersama “Yang bertama dan kedua itu Gun plus Namtan”

“Kenapa gam Gun and Namtan?”

“Gak mau ah”

“Berarti kita Tay plus New?”

“TayNew”

•••

“Tay nelepon siap-”

“Assalamualaikum, selamat malam tante. Ini saya Tay tawan”

Tay tersenyum tipis melihat ekspresi kebingungan New yang tengah duduk di kursi kemudi.

“Mohon maaf banget Tan- eh iya Bunda, aku balikin New-nya telat”

“Oh gak papa, makasih Bunda”

New menghela napas pelan, menatap Tay dengan kedua mata menyipit “Bunda bilang apa?”

“Kata Bunda, kalau sama Tay tawan, Newwiee gak pulang juga gak papa”

New memutar bola mata malas, sedangkan Tay terkekeh pelan.

“Kamu sadar gak kamu tuh gemesh banget?”

“Mana ada”

“Tay hujannya tambah deras deh” ucap New.

Tay mengangguk membenarkan, mobilnya masih terhenti di pinggir jalan sepi. Keduanya beradu pandangan dengan lagu berjudul Yours – Chantyeol X Raiden mengalun indah.

Jantung New menggila di tempat, untuk pertama kali ia merasakan perasaan seperti ini, aneh sangat asing untuknya.

Tay memajukan wajahnya, dengan perlahan namun pasti, kedua bibir itu bertemu untuk beberapa waktu.

Kalau boleh jujur, Tay tawan mau pingsan sekarang.

•••

-Joya-

[Berbagi kebahagiaan]

•••

Sesuai perjanjian yang dibuat sebelumnya, Newwiee benar-benar menyanggupi ucapan Tay tawan.

Kedua anak manusia itu bertukar senyum tak kala pandangan keduanya bertemu untuk beberapa waktu, parkiran Sma Petra masih ramai, dan Newwiee benci keramaian. Terlalu bising dan pengap menurutnya.

“Tunggu sepi ya” ujar New yang di-iyakan Tay dengan mudahnya.

“Tadi lancar hapalannya?” Tay ambil suara, bertanya pada cowok manis berponi lucu yang berada di sampingnya.

“Mau sombong boleh gak?” New kembali bertanya dengan alis terangkat satu.

“Boleh dong”

“Nilai ku paling tinggi, mendekati sempurna”

Tay lantas mengacungkan kedua jempolnya khusus untuk New, bangga pada sesosok cowok manis ini.

“Kalau gitu, traktirannya double dong?”

“Atur aja Tay”

“Bercanda hahaha”

“Serius juga gak papa”

“Boleh aku seriusin nih?”

“Ngalus mulu”

•••

“Kamu gak mau domino's?” pertanyaan yang terlontar dari New membuat Tay tawan terkekeh pelan lalu menggeleng sembari membantu New melepaskan helm yang melekat di kepalanya.

“Gak ah, ini lebih enak dari domino's. Menurut ku” jawab Tay begitu santai.

New memerhatikan tempat yang mereka sambangi, banyak murid Sma lain disini, rata-rata dari mereka hanya bersantai dan menggobrol.

“Ini warung mang Aji”ucap Tay seakan tau isi kepala New apa.

New tanpa sadar membelalakkan matanya “Balik Tay”

“Lho kenapa?”

“Ada Bright, aku gak di kasih sama dia kesini” jawab New jujur, Bright memang selalu melarangnya untuk ketempat yang satu ini, gak tau kenapa alasannya, New juga terlalu malas bertanya.

Tay terkekeh “Rombongan Off lagi gak disini, pada ngumpul dirumah Harit, santai aja New”

“Nanti kalo ketemu Bright gimana?”

“Kan yang ngelarang kalo kamu perginya sama Bright, kalo sama aku beda ceritanya”

New tampak menimang upadan Tay, ada benarnya juga. Lantas ia mengangguk setuju lengkap senyum manisnya.

Tay ikut tersenyum lalu perlahan menautkan jemarinya pada jemari milik New “Disini ada mie rebus orang kaya namanya, enak banget kamu harus coba” ujar Tay.

“Aku ngikut aja” balas New sembari duduk di kursi tepat di sebelah pohon rindang, begitu sejuk di tambah dengan udara mendung yang mendukung.

“Gak boleh gitu, kamu harus ngikutin kemauan kamu sendiri, jangan tergantung sama orang lain. Karna kalo orang itu pergi, kamu bakal merasa jadi orang paling kehilangan dibumi”

“Bahasan kamu berat banget” sahut New dibalas kekehan oleh Tay tawan.

“Tawan siape nih, cakep bener”

Tay memutar kepalanya kebelakang, lantas tersenyum manis sembari menaik-turunkan sebelah alisnya.

“Tangan lo singkirin dah dari bahu gue, berat cok”

Cowok dengan parka hitam itu terkekeh, menekan lengannya yang berada di bahu Tay tawan sebelum ia melepaskannya.

“Kenalan dong biar tau”

“Benar juga, gue Joss mantannya Tay tawan”

“Sembarangan!” sargah Tay langsung, membuat cowok tinggi bernama Joss itu tertawa lepas.

New mengulas senyum simpul, menerima uluran tangan Joss lalu berkata “New”

“Eh wait-wait, New kek kenal gue namanya”

Tay kembali menampilkan senyumnya, menatap Joss dengan ekspresi begitu tengil dimaata New.

“Oh gue inget, lo pacarnya Bright kan?”

New mengangguk saja, memang benar itu jawabannya kan?

“Jadi kok bisa jalan sama lo anjing Tay?”

“Gausah kepo, pergi sana”

“Setan, gue kedalam dulu ya New. Kalo Tay macem-macem teriakin orang gila aja”

•••

“Enak gak?”

New mengangguk lengkap dengan senyum manis yang membuat matanya menyipit bak bulan sabit. Indah bukan main ciptaan yang satu ini kalau kata Tay.

“Ini pake kornet ya?”

Tay mengangguk “Iya, pake kasih sayang juga tadi udah aku bilangin ke mang Aji pas mesen”

New memutar bola mata malas, mulut Tay tawan ini memang tak bisa diam.

“Minumnya teh botol New, lengkap sudah kenikmatan ini”

“Mie rebus orang kaya, teh botol, dan Newwiee. Definisi sempurna menurut aku”

•••

-Joya-

[Bincang]

•••

Newwiee menggerutu dalam hati, ia menatap punggung seseorang yang tengah fokus mengendarai motornya.

“Newwiee” panggilan itu membuat perhatian New teralih, ia mendekatkan wajahnya kebahu Tay lalu menyahut.

“Udah sarapan belum?”

“Belum sih, Bunda gak sempet masak” jawab New jujur.

Tay mengangguk, setelah percakapan singkat itu, keduanya sama-sama diam, bungkam seribu bahasa.

Tak ingin berlarut-larut memaki Gun, cowok berkulit putih dengan poni tertutup helm itu pun mulai menikmati keadaannya, ia tersenyum tipis tak kala angin menerpa wajahnya tanpa permisi.

Tanpa sadar, seseorang ikut tersenyum bahagia melihat ciptaan Tuhan begitu indahnya, orang itu, berada di boncengannya saat ini.

•••

“Ini bubur mang Jaja, sedap betul apalagi di tambah kerupuk yang banyak”

New mengangguk dengan kekehan yang terdengar di telinga Tay. Ia mengaduk bubur yang berada di depannya dengan santai, kegiatannya itu sontak membuat Tay terdiam lalu berucap “Kok diaduk?”

“Kenapa?”

“Kita beda sekte ternyata”

New tertawa, Tay tawan ada-ada saja memang.

“Makan yang banyak, pipi kamu pasti tambah lucu kalo gembul” ujar Tay.

“Diem”

“Diem-diem mulu, kayak lagi mengeheningkan cipta aja”

“Kamu tuh gam bisa diem emang ya? Ngoceh terus-terusan”

“Biar gak canggung Newwiee” jawab Tay dengan memanjangkan akhiran kata Newwieeeeeee lalu ia terkekeh pelan sambil menyuapkan sesendok bubur tak di aduk kedalam mulutnya.

“Makin enak aja buburnya” ujar Tay.

New yang tadinya asik sendiri dengan makanannya pun menoleh kedepan, menatap Tay dengan kedua alis yang terangkat, Tuhan ini makhluk terlucu dimuka bumi, batin Tay tawan.

“Karena gak di aduk?”

Tay menggeleng, senyumnya khasnya kembali muncul “Karena sarapan kali ini di temenin sama Newwiee”

“Kerdus” celetuk New.

Tay kembali terkekeh pelan “Pengen banget aku usap-usap poninya, tapi nanti kamu risih”

“Iya, diem ya Tay tawan vihokratana”

“Wah tau nama lengkap ku, kamu stalker ya?”

“Terserah kamu aja lah, itu name tag buat apa kalau gak di baca?”

“Ah kamu Newwiee, mematahkan kebahagiaan aku”

“Ngarep”

•••

-Joya-

[Manis banget]

•••

Langkah kedua anak manusia itu begitu santai melewati koridor sekolah yang ramai, sesekali Newwiee tersenyum pada murid lain yang menyapanya.

“Lo jadi terkenal banget ya Nyu semenjak pacaran sama Bright, bisalah gue pansos” celetuk Namtan.

Newwiee memutar bola mata malas “Kalau mau pansos sama selebgram aja, Gunniee” balas Newwiee membuat Namtan mengangguk semangat dengan kekehan khasnya.

“Bener juga, dia kan seleb tuh, nanti gue bajak instagramnya, terus posting foto gue dengan caption my love”

“Ya, terus lo di bantai Off jumpol”

Keduanya tertawa bersama setelahnya.

“Namiee, Newwiee, sini!!” suara Gun terdengar tak kala New dan Namtan masuk ke area kantin, begitu ramai dan bising.

New dan Namtan berjalan mendekati Gun yang berada di meja paling pojok kantin, katanya tempat itu hak milik Off dkk.

“Somay tanpa sayur punya Newwiee, dan batagor tanpa somay punya Namiee” ucap Gun sambil tersenyum manis, sangat hapal persanan kedua teman dekatnya.

“Pinter banget Gun, makasih” ucap Namiee.

“Kalau mau nambah, tinggal bilang mang Dani aja, nanti tagihan di bayar masing-masing” ucap Off sontak membuat Namtan menghentikan kunyahannya.

Melihat reaksi teman Gun, membuat Off dan teman-temannya yang lain terkekeh pelan “Bercanda Nam”

“Nyu kok diem aja” bisik Gun.

Newwiee yang tengah melahap makanannya pun menggeleng, lalu mengulas sebuah senyum simpul. Helaan napas terdengar dari cowok mungil itu, dia tau apa penyebab temannya begini.

Belum sempat mengeluarkan ucapannya, New lebih dahulu menahan Gun dengan cara memegang tangan kanan cowok itu lalu menggeleng.

“Biarin aja” ucap New pelan.

“TAWAN, GILA UDAH LAMA KITA GAK BERTEMU SAPA” teriakan Gun smile terdengar begitu nyaring.

Membuat seluruh umat manusia yang berada di kantin mengalihkan perhatiannya pada sesosok cowok yang tengah tersenyum manis itu.

“Eh goblok! Lo baru aja ketemu dia tadi pagi anjing” umpat Sing sembari menimpuk kepala Gun smile.

Newwiee diam saja, memerhatikan cowok berkulit coklat dengan rambut terlihat sedikit berantakan yang tak menurunkan kadar ketampanannya, Tay itu manis, itu kata yang pertama kali muncul di kepala New saat ia melihat seseorang yang bernama lengkap Tay tawan vihokratana.

Iris keduanya bertemu, Tay masih tersenyum. Tersadar akan keanehan di dalam benaknya, sontak New memutuskan kontak mata yang sempat terjadi. Namun New tau, Tay masih melihatnya.

“Sok cakep lo, najis” ucap Off begitu Tay duduk didepannya, tepat di sabelah New.

“Faktanya gitu sih, gue mau bilang apa?” sahut Tay dengan kekehannya.

“Mau muntah gue asu” ketus Singto melempar kulit kacang kearah Tay.

“Bright, diem mulu, sariawan?” Tay kembali bersuara.

“Lo lupa dia cosplay jadi patung liberty sejak lahir?” Sing menjawab menimbulkan gelak tawa temannya.

Tay menoleh ke kiri, menatap New dengan senyumnya lalu berucap “Manis banget, siapa nih?”

“Pacar gue” sahut Bright.

Senyum manis Tay tawan masih terukir indah di wajahnya, ia mengangguk-anggukkan kepalanya bertanda ia mengerti.

“Yang keberapa, Bright?”

•••

-Joya-

[Di maafin]

•••

Pintu bercat cokelat tua itu terbuka, menampilkan sesosok pria berkulit tan yang menghilang beberapa hari dari Newwiee.

Untuk beberapa saat, pandangan keduanya bertemu, saling mengunci satu sama lain. Keduanya sama-sama berada di fase rindu yang menginginkan titik temu.

Air mata pria manis itu tumpah, tangisnya pecah tak kala yang lebih tua menarik kedalam sebuah pelukan hangat. Ia terisak dengan tubuh gemetarnya.

“Nuwi minta maaf”

Tay tawan masih diam, mengelus rambut kekasihnya dengan sayang, badan Newwiee panas. Ia melepas pelukan terlebih dahulu, mengamit kedua sisi wajah pria berkulit seputih susu itu lalu mengelusnya pelan.

“Kamu kurusan”

“Kamu masih marah sama aku?” tanya yang lebih muda.

“Enggak Nuwi”

“Kamu kemana aja?”

“Kamu sakit?” Tawan balik bertanya, meletakkan punggung tangannya di dahi Newwiee.

“Tay”

“Ayo kekamar, biar di kompres. Nanti aku minta tolong Jumpol buat beli obatnya”

Yang lebih muda menurut, Newwiee berjalan terlebih dahulu sedangkan Tay mengekorinya dari belakang. Mata kekasihnya begitu sembab, hidungnya memerah, dan pipinya tak segembul terakhir kali mereka bertemu.

Rasa bersalah timbuk di benak Tay, begitu jahatnya kah dia pada Newwiee-nya?

“Tiduran aja”

“Gak mau nanti kamu pergi”

“Tawan, Nuwi minta maaf sama kamu, jangan diemin aku kaya gini, Nuwi harus apa biar kamu gak marah lagi? Kamu udah pergi dan aku ditinggal sendiri”

“Maafin Nuwi”

Wajah pria manis itu bersembunyi di balik perut Tawan, kedua tangannya melingkar di pinggang yang lebih tua, Tay hanya diam sembari mengelus lagi rambut kekasihnya yang terngah duduk di pinggir ranjang.

Newwiee menengadah, menatap Tawan-nya yang masih membisu “Aku minta maaf” lirihnya.

“Udah ya, iya di maafin” jawab Tawan dengan nada begitu lembut.

“Kamu udah makan? Mau makan apa biar aku belikan?” sambung pria berkulit tan itu, nadanya masih terdengar sangat lembut.

“Aku udah makan tadi di bawain Gun bubur, aku cuma mau kamu”

“Jangan ngilang lagi ya, kost-an ku sepi gak ada kamu”

“Iya”

“Aku mau dicium kamu”

Tay terkekeh mendengar ucapan Newwiee “Kamu demam”

“Sekali aja, Tawan”

Dengan perlahan ia membungkukkan tubuhnya, menyatukan kedua bibir miliknya dan sang kekasih dengan mesra, lambat laut Tay dengan gerakan sangat lembut menidurkan Newwiee di ranjang milik pria manis itu, masih saling memangut namun kini sedikit menuntut.

Tay melepas pangutan yang terjadi, beralih mengecup kedua pipi, hidung, dagu, dan terakhir berlabuh di dahi cukup lama.

“Maafin aku ya udah ngilang”

“Aku yang salah karena gak bilang-bilang kamu”

“Kamu kurus banget aku gak suka” bisik Tawan.

“Gendutin aja kalau gitu Nuwi-nya” balas Newwiee dengan begitu polos.

Tay kembali terkekeh, lalu mengigit pipi kanan Newwiee dengan gemas hingga sang empunya memberontak tak terima.

“Kamu nih apaan si, aku pukul ya! Awas jangan nindih aku gini”

Tay tak mengindahkan permintaan yang lebih muda, ia malah dengan isengnya mengecup bibir Newwiee berulang kali.

“Tawan ud-”

Ucapannya tak selesai karena yang lebih tua mulai memangut bibir ranum milik kekasihnya dengan begitu mesra, tangan kanan Tawan perlahan mulai turun mengelus pinggang ramping Newwiee-nya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak menimpa Newwiee.

“Aku mau kamu, boleh?”

•••

-Joya-

[Marah]

•••

Pria berkulit seputih susu itu meremas jemarinya, jantungnya berdetak tak karuan menunggu kehadiran Tay tawan. Newwiee sudah berada di rumah pria itu namun Tawan tak kunjung menampakkan dirinya.

“Masuk ke kamarnya aja Nuwi, nanti biar Mama bilangin ke Tay kamu di dalem” ucap wanita paruh baya, itu ibu Tay tawan.

Newwiee mengangguk, namun tetap duduk di sofa ruang tamu, ia terlihat begitu gelisah.

Pintu bercat putih tulang itu terbuka, menampilkan sesosok yang di tunggu, Newwiee lantas bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Tawan namun pria itu melangkah ke kamarnya, mengabaikan Newwiee.

“Tay”

Tawan menghentikan langkahnya tak kala suara dari sang ibu menginstrupsi “Mama sama mba Sri keluar sebentar, mau belanja bulanan. Kamu baik-baik sama Nuwi”

Tay hanya mengangguk sebagai jawaban lalu berjalan ke kamar, di susul oleh Newwiee.

“Ngapain?”

Begitu pintu kamar tertutup. Suara Tawan terdengar, begitu dingin dan tatapannya tajam.

“Kamu liat?”

“Liat”

“Tay aku minta maaf”

Terdengar helaan napas dari Tawan-nya, pria berkulit tan itu meletakkan kamera-kameranya di lari kaca. Lalu menatap Newwiee yang menunduk, tak berani menatap sang kekasih.

“Kamu pulang aja dulu sana, minta anter pak Bandi”

“Tawan, aku minta maaf, aku” Newwiee tak melanjutkan katanya, air matanya turun begitu saja “Aku minta maaf, jangan marah, aku takut”

“Pulang”

“Gak mau, kamu marah sama aku. Aku minta maaf Tawan”

Suara pria manis itu bergetar, ia benar-benar takut dengan tatapan kekasihnya, seharusnya ia tak usah bertemu dengan Luke seharusnya ia tak perlu berbohong pada Tay.

“Yaudah ayo”

Newwiee menengadah, menatap Tawan yang tengah memakai jaket jeans dengan kunci mobil yang berada di tangan kanannya.

“Mau kemana? Tawan aku minta maaf”

“Anterin kamu pulang”

Newwiee dengan cepat menggeleng, memegang tangan kanan sang kekasih dengan kedua tangannya.

“Gak mau, Nuwi gak mau pulang. Nuwi gak mau Tawan marah sama aku”

“Nuwi minta maaf”

“Jangan marah, Nuwi harus ngapain supaya kamu gak marah?”

“Pulang”

“Gak mau Tawan”

“Pulang ya, aku anter”

“Kamu marah?”

Tay diam, dan Newwiee tau jawabannya.

•••

-Joya-

[Tadi Tay disini]

•••

“Kamu mau ngomong apa?” pertanyaan dari Newwiee langsung keluar tak kala keduanya sudah saling tatap.

Luke tampak tersenyum simpul, menyesap kopi miliknya dengan santai.

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Newwiee ingin cepat-cepat pergi dari hadapat mantan kekasihnya ini.

“Aku masih belum bisa lupain kamu, New”

“Jadi cuma mau ngomong ini?” tanya Newwiee dengan lugas.

“New”

“Apalagi sih Luke? Kita selesai udah lama banget”

“Tapi perasaan aku ke kamu masih sama”

“Udah ya, udah. Udah selesai kan? Aku mau balik ke kantor”

New bangkit dar duduknya, namun tangan kanan Luke dengan cepat menahan pria manis yang berada di depannya “Aku tau kamu bakalan gini juga, tapi tolong dengerin aku sebentar aja”

“Aku mutusin buat pindah, sekaligus berusaha ngelupain kamu. Sulit banget New”

“Kalau aja aku gak macem-macem, mungkin kita masih kita. Mungkin hati kamu masih jadi milik aku”

“Luke” ucap Newwiee, ia tak ingin mengenang kejadian itu lagi, kejadian dimana dia di khianati.

“New, sebelum aku pergi. Aku boleh peluk kamu gak?”

Newwiee terdiam cukup lama, iris coklatnya beradu pada iris milik Luke untuk beberapa saat, cuma pelukan perpisahan dan mereka tak akan saling berurusan lagi bukan?

“Boleh”

•••

“Kak Nuwi”

Newwiee menghentikan langkahnya tak kala seorang gadis berambut di kuncir kuda berajalan mendekat kearahnya.

“Kok sendiri? Perasaan tadi aku ketemu bang Tawan”

“Dimana?”

“Disini, ada kali lima menit yang lalu. Aku kira bareng kakak”

Newwiee terdiam, jantungnya seakan berhenti berdetak. Tay tawan melihat ia bersama Luke?

•••

-Joya-